Di Arena MTQ Batanghari, Dagangan Tak Laku, Pembeli Sepi, Pedagang Mengeluh

“Mungkin karena jauh dari arena utama ya? Bisa jadi juga karena sekarang masuk tahun ajaran baru anak sekolah, harga sawit dan karet yang murah,”

Inilahjambi – Sejumlah pedagang kaki lima yang berjualan di depan arena utama maupun di areal dekat pintu gerbang jalan masuk MTQ di Muarabulian, Kabupaten Batanghari, mengeluh karena sepinya pembeli yang belanja ke tempat mereka.

Para pedagang itu umumnya penjual pakaian, aksesoris maupun makanan dan minuman. Mereka menggelar dagangan sejak dibukannya MTQ di Batanghari, sejak pekan lalu.

Menurut Pur, salah seorang pedagang busana muslim dari Jakarta, dari awal pembukaan MTQ sampai jelang penutupan, kebanyakan masyarakat yang datang mampir hanya sekedar melihat-lihat saja alias cuci mata.

“Banyak masyarakat yang datang ke lapaknya, hanya sekedar melihat-lihat dan menanyakan harga, lalu kemudian keluar” kata Pur, Kamis 26 Juli 2018.

Diakuinya, dia sudah memberikan harga murah kepada masyarakat, namun tetap saja mereka tidak membeli.

“Seperti yang abang lihat, ini harga busana muslim wanita, sudah saya turunkan 25 persen dari harga standar, masih juga mereka menawar dan akhirnya ngeloyor pergi,” katanya.

Diakui Pur, barulah pada siang jelang penutupan MTQ, ada sedikit masyarakat yang datang membeli karena harga jual sudah dibanting turun 50 persen.

“Jadilah Bang. Ada juga yang beli setelah saya banting harga 50 persen. Sekedar ongkos pulang saya ke Jakarta, dapatlah. Tapi kalau untung, tak ada,” tuturnya kecewa.

Ketika inilahjambi menanyakan faktor sepinya pembeli, Pur mengatakan mungkin disebabkan karena jarak lapak dagangannya jauh dari arena utama, ditambah dengan masuknya musim baru anak sekolah serta harga karet dan sawit yang murah.

“Mungkin karena jauh dari arena utama ya? Bisa jadi juga karena sekarang masuk tahun ajaran baru anak sekolah, harga sawit dan karet yang murah,” ungkapnya lagi.

Hal serupa juga dirasakan pedagang makanan lainnya. Seperti pedagang mie rebus, lontong dan goreng-gorengan.
Seperti yang diungkapkan salah satu pedagang yang enggan ungkapkan namanya.

“Entahlah. Dari pagi sampai malam, jualan saya cuma meraup pemasukan sekitar 250 ribu. Belum lagi membayar dua pegawai sebanyak 150 ribu. Jadi sehari cuma dapat 100 ribu,” bebernya.

Pedagang lainnya yang pas berada di depan arena utama MTQ, Asril, juga memiliki jawaban yang sama. Akan tetapi, bisa menarik keuntungan jualan pas pembukaan saja.

“Pada malam pembukaan, alhamdulillah, dagangan bakso saya habis. Namun memasuki hari kedua sampai saat ini, hanya terjual beberapa mangkok saja. Mudah-mudahan, pada malam penutupan nanti, dagangan bakso saya habis,” ujar Asril.

Kepala Dinas Industri Perdagangan Koperasi dan UKM Batanghari, M. Syaffei belum menjawab panggilan telepon inilahjambi. Kepala dinas diketahui sedang rapat.

 

(Ade Ambon)

Terima kasih telah membaca Inilahjambi.com. Cantumkan link berita ini bila Anda mengutip seluruh atau sebagian isi berita. Laporkan keluhan dan apresisasi Anda terkait konten kami ke email:[email protected]
SOROTAN