Lagi, Unjuk Rasa di Tugu Jam Kota Jambi, Demonstran: ‘Lebih Baik Mati Berdiri Daripada Berlutut Pada Kesombongan’

Inilahjambi, KOTA JAMBI – Gelombang protes terhadap aksi vandalistik Pemerintah Kota Jambi yang akan menghancurkan tugu jam dan menggantinya dengan patung keris terus berlanjut.

Meski protes terus disuarakan, Walikota Jambi Syarif Fasha bergeming, dan mengatakan para aktivis yang memprotes sebagai kumpulan orang orang yang tidak suka dengan dirinya sejak pertama menjabat, karena selalu protes terhadap kebijakannya.

Fasha dengan enteng mengatakan, jika mereka (demonstran) tidak suka, tutup mata saja jika melintasi kawasan tugu jam di Kotabaru, Kota Jambi.

“Saya tidak bisa menyenangkan semua pihak. Kalau misalnya ada yang tetap merasa tidak senang. Ya sudah. Apa boleh buat, lewat sana tutup saja mata, atau jangan lewat tugu itu,” tukas Fasha, pekan lalu.

Menurut Fasha, di tugu yang baru tersebut nantinya akan dibuat prasasti Walikota Jambi Zainir Haviz (1972-1983).
“Saya akan buat di sana ada ornamen perjuangan raja- raja Jambi, termasuk lambang kerisnya juga dan fotonya akan saya tampilkan di sana,” jelas Fasha lagi.

Fasha mengklaim, perencanaan pembangunan Tugu Keris Siginjai sudah dimulai sejak 2015 lalu dan sudah disetujuiLAM (Lembaga Adat Melayu) Kota Jambi dan para tetua di daerah ini.

Baca kumpulan berita: Kontroversi Tugu Jam Jambi

Sementara, besok Rabu 26 Juli 2017, sejumlah aktivis kembali akan berunjukrasa menentang penghancuran tugu tersebut.

Salah seorang pengunjukrasa, Eko Budyanto atau Coco de Jonhar, menduga, besok adalah hari terakhir tugu jam atau tugu Kotabaru yang merupakan bagian sejarah pembangunan oleh pemimpin sebelumnya berdiri tegak, sebab proses penghancuran tengah berjalan, dan para pekerja telah mencapai puncak tugu yang menyerupai kobaran api.

“Dari lubuk hati yang paling dalam saya berdoa pada Allah SWT, semoga DIA menurunkan tangan-Nya untuk mencegah (penghancuran tugu)” tulis Eko Budyanto di status Facebooknya, seperti dilihat Inilahjambi, Selasa 25 Juli 2017.

Eko alias Coco Dee Jonhar bahkan mengajak seluruh warga yang tergerak hatinya untuk ikut aksi solidaritas damai mempertahankan tugu Kotabaru pada Rabu 26 Juli 2017 pukul 10.00 pagi.

“DEMI ALLAH Ini BUKAN GERAKAN POLITIK, SARA MAUPUN AGAMA…INSHA ALLAH ini MURNI gerakan MEMBELA JASA-JASA PARA PENDAHULU KITA…PIJAR API SEBAGAI SIMBOL SEMANGAT MUNGKIN BISA KAU PADAMKAN,,,TAPI TIDAK DENGAN SEMANGAT KAMI YANG AKAN SELALU BERKOBARRRR….LAWAAAAAAAANNNNN…..!!!!. Lebih baik mati berdiri daripada berlutut pada kesombongan,” katanya berapi-api.

 

 

 

(Nurul Fahmy)
.

Terima kasih telah membaca Inilahjambi.com. Cantumkan link berita ini bila Anda mengutip seluruh atau sebagian isi berita. Laporkan keluhan dan apresisasi Anda terkait konten kami ke email:[email protected]

Tinggalkan Balasan

SOROTAN