Timur Tengah Panas: Gaza Diserang, Iran Diincar

Teks Sumber : Detik.com

Inilahjambi – Timur tengah kian memanas setelah Israel dan kelompok militan di Jalur Gaza, Hamas meningkatkan serangan satu sama lain. Disaat bersamaan, Amerika Serikat (AS) mengirimkan kelompok penyerang dari armada kapal induk dan pasukan pengebom ke kawasan Timur Tengah untuk mengincar Iran.

Baca lagiGempa 7,5 Skala Richter Guncang Papua Nugini

Kekerasan berawal pada Jumat 3 Mei 2019, saat aksi demo warga Palestina di Gaza untuk memprotes penerapan blokade di wilayah tersebut. Seorang pria bersenjata Palestina menembak dan melukai dua tentara Israel di dekat tembok perbatasan. Israel membalasnya dengan melancarkan serangan udara yang menewaskan dua militan Hamas.

Hamas juga langsung merespon serangan Israel tersebut dengan menembakkan berbagai roket ke Israel. Ratusan roket dilaporkan telah ditembakkan ke Israel.

Militer Israel pun melancarkan serangkaian serangan udara sebagai respons atas serangan-serangan roket dari Jalur Gaza yang dikuasai kelompok Hamas tersebut. Secara keseluruhan, seperti dilansir kantor berita AFP, Senin 6 Mei 2019, Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan bahwa 19 warga Palestina tewas akibat serangan-serangan Israel di Jalur Gaza pada Minggu 5 Mei 2019 waktu setempat. Di pihak Israel, empat orang tewas akibat serangan roket dari Gaza.

Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan, di antara warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel pada Minggu 5 Mei 2019 adalah seorang perempuan hamil dan seorang bayi berumur 4 bulan.

Setidaknya sembilan warga Palestina yang tewas telah dikonfirmasikan sebagai milisi yang terkait Hamas.

Otoritas Israel menyatakan, empat warga sipil tewas di Israel saat roket-roket dan setidaknya sebuah rudal anti-tank ditembakkan para milisi Palestina dari Jalur Gaza. Tiga dari empat korban jiwa tersebut diidentifikasi sebagai warga negara Israel, sedangkan kewarganegaraan korban tewas keempat belum diumumkan.

Kementerian Dalam Negeri Israel menyatakan bahwa target-target serangan udara Israel termasuk kantor pusat keamanan dalam negeri di Gaza. Gedung yang berada di Kota Gaza itu hancur akibat serangan Israel.

Saling serang antara Hamas dan Israel ini menjadi eskalasi paling serius sejak perang tahun 2014, walaupun gencatan senjata sempat disepakati pada bulan lalu.

Pada Senin 6 Mei 2019 tentara Israel menghentikan semua operasi perlindungan keamanan yang diberlakukan di dekat wilayah Gaza selama konflik akhir pekan, setelah kelompok militan Hamas diberitakan menawarkan gencatan senjata bersyarat.

Di tengah ketegangan Hamas dengan Israel, AS mengirimkan kelompok penyerang dari armada kapal induk dan pasukan pengebom ke kawasan Timur Tengah. Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton, menyebut pengerahan ini menjadi pesan yang ‘jelas dan tak diragukan lagi’ untuk Iran.

“Sebagai respons terhadap sejumlah indikasi dan peringatan yang mengganggu dan memicu eskalasi, Amerika Serikat mengerahkan Kelompok Serbu Kapal Induk USS Abraham Lincoln dan sebuah pasukan satuan pengebom ke wilayah Komando Sentral AS,” sebut Bolton dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Senin 6 Mei 2019.

Lebih lanjut, Bolton menyebut pengerahan itu ditujukan untuk rezim Iran.

“Menjadi pesan yang jelas dan tidak diragukan lagi untuk rezim Iran bahwa setiap serangan terhadap kepentingan Amerika Serikat atau terhadap sekutu-sekutu kami akan berhadapan dengan kekuatan tak henti-hentinya,” sebut Bolton dalam pernyataannya pada Minggu 5 Mei 2019 waktu setempat.

“Amerika Serikat tidak mencari perang dengan rezim Iran, tapi kami bersiap secara penuh untuk merespons setiap serangan, apakah melalui proxy, Korps Garda Revolusi Islam, atau pasukan regular Iran,” imbuhnya.

Tidak disebutkan lebih lanjut dalam pernyataan ini soal mengapa AS baru melakukan pengerahan saat ini. Namun pernyataan Bolton ini dirilis saat konflik tengah meluas antara Hamas di Gaza dengan Israel.

Baca lagi : Prabowo Ketemu Wartawan Asing dan Bongkar Kecurangan Pemilu 2019

Pengerahan ini juga terjadi saat ketegangan antara AS dengan Iran semakin memuncak terkait program nuklir rezim Iran. Diketahui bahwa AS menargetkan ekspor pengayaan uranium Iran dengan sanksi-sanksi ekonomi.

Terima kasih telah membaca Inilahjambi.com. Cantumkan link berita ini bila Anda mengutip seluruh atau sebagian isi berita. Laporkan keluhan dan apresisasi Anda terkait konten kami ke email:[email protected]
SOROTAN