Belajar Online Paud, SD,dan SMP di Kota Jambi Diperpanjang Sampai 16 Desember 2020
Belajar Online Paud, SD,dan SMP di Kota Jambi Diperpanjang Sampai 16 Desember 2020
Inilah Jambi – Pemerintah Kota Jambi memutuskan memperpanjang masa belajar secara online anak PAUD, SD dan SMP dari 17 November hingga 16 Desember 2020.
“Kegiatan belajar mengajar tatap muka belum dibuka karena memperhatikan tren penularan COVID-19 di Kota Jambi,” kata Wali Kota Jambi, Sy Fasha.
Baca juga:
- Menko PMK: Sekolah Dimulai Awal Tahun 2021
- Opini: Degradasi Jurnalis dan Jiwa Korsa yang Mulai Hilang
- Opini Wartawan, Opini Redaksi
- Inilah Delapan Platform Digital Pelatihan Kartu Prakerja
- Nonton Film Mariposa, Kisah Cinta Gadis Ambisius Mengejar Pria Cuek
- Apa Itu Kredit Tanpa Agunan (KTA)
- Inilah 10 Situs Terkenal yang Menggunakan WordPress
- Mau Jadi Wartawan Profesional? Begini Jalannya
Perpanjangan masa pembelajaran jarak jauh dilakukan dengan mengacu pada surat Dinas Pendidikan tanggal 27 Oktober 2020 dan Keputusan Wali Kota Jambi tentang penetapan pelaksanaan relaksasi di bidang pendidikan tahun ajaran 2020/2021.
Selama masa perpanjangan masa pembelajaran jarak jauh, pendidik dan tenaga kependidikan diminta tetap hadir di sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan.
Pengelola satuan pendidikan diinstruksikan menyiapkan sarana dan prasarana pendukung penerapan protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan, papan pemberitahuan kawasan wajib masker, dan alat pengukur suhu tubuh.
(*/)
Menko PMK: Sekolah Dimulai Awal Tahun 2021
Baca juga:
Inilah Jambi – Aktivitas pendidikan kemungkinan akan dimulai pada awal tahun baru atau tahun 2021.
Hal tersebut dikatakan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy pada Senin 1 Juni 2020.
“Itu hanya ancar-ancar saja. Kalau menurut kalender itu pertengahan Juli,” ujarnya dalam siaran resminya.
Pemerintah menegaskan belum bisa memastikan kapan sektor pendidikan akan beroperasi secara optimal di tengah pandemi virus corona atau Covid-19. Artinya, fasilitas pendidikan akan tetap tunggu hingga waktu yang belum ditentukan.
“Dibandingkan sektor-sektor lain, kemungkinan sekolah adalah sektor yang paling terakhir. Risikonya tidak bisa dihitung dengan mudah akibat dari pengurangan pembatasan atau pembukaan sekolah,” kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini melanjutkan.
Saat ini, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2016-2019) ini menegaskan pemerintah tidak ingin tergesa-gesa dalam memutuskan kapan sekolah akan dibuka, dan masih mengkalkulasi dampak yang bisa ditimbulkan di tengah new normal.
(*/)