Jokowi Dinilai Tidak Mendapat Informasi Valid Tentang Sawit Jambi dari Pembisiknya…

Presiden Jokowi di perkebunan sawit/net

Inilahjambi – Presiden Jokowi dinilai tidak memiliki pengetahuan dan masukan yang valid tentang Jambi dari para pembisiknya.

Pernyataan Jokowi pada 16 Desember 2018 di Taman Hutan Pinus Kota Jambi, yang meminta agar masyarakat Jambi tidak tergantung dengan hasil kelapa sawit, mencerminkan bahwa dia tidak tahu bahwa saat ini sawit di Jambi mencapai 60-70 persen dari luas perkebunan di Jambi.

Baca lagi: Jokowi Tidak Yakin Menang Pilpres di Jambi, Target…

“Dari luasan itu 70 persennya adalah sawit rakyat swadaya, bukan kebun perusahaan atau plasma,” kata Ketua Perhimpunan Tani Rakyat Swadaya, Karyadi kepada Inilahjambi, Rabu 19 Desember 2018.

Menurut Karyadi, di tengah terpuruknya harga sawit yang dirasakan oleh petani adalah penderitaan. Pernyataan yang diucapkan presiden itu bukan solusi cerdas.

Lihat : Diam Diam Warga SAD Serahkan Secarik Surat ke Jokowi…

“Bagaimana petani bisa mengganti tanaman kebun sawit dengan komoditas jengkol dan pete atau manggis. Komoditas ini berbuah maksimal dua kali setahun. Petani mau makan apa menjelang panen?” katanya.

Kemudian, lanjut Karyadi, kalau seluruh petani beralih ke jengkol petai atau manggis, kemana hasil produksi ini dipasarkan.

“Kalau pada akhirnya sibuk lagi membuat industri hulu dan hilir untuk komoditas ini. Mengapa tidak memikirkan industri kelapa sawit saja yang sudah ada di depan mata ini,? kata dia lagi.

Padahal, kata Karyadi, dia sangat berharap dan menunggu betul pidato Prresiden kemarin memberi solusi bagi petani sawit.

Baca juga: 

Sempat Pingsan di Lapas, Jenazah Aulia Tasman Akan Dibawa ke Kerinci

“Saya harap saat itu Pak Presiden bicara misalnya akan membangun terminal CPO di Jambi atau membangun regulasi agar semua perusahaan sawit (PKS) diwajibkan membangun industri hilir CPO, sehingga produksi bahan baku kita tidak tergantung untuk ekspor saja, sehingga juga kita tidak justru inpor minyak sayur,” ujar Karyadi

Sebagai Presiden, lanjut Karyadi, seharusnya banyak mendapat informasi termasuk solusi untuk mengatasi persoalan harga sawit ini. Banyak cara yang dapat seorang presiden lakukan agar petani sawit di negara ini tidak tergantung dengan pasar luar negeri.

“Jangan malah mengeluarkan pernyataan yang membuat orang semakin pesimis dengan keberadaannya sebagai presiden yang tidak mampu memberikan solusi,” tutup dia.

 

 

Terima kasih telah membaca Inilahjambi.com. Cantumkan link berita ini bila Anda mengutip seluruh atau sebagian isi berita. Laporkan keluhan dan apresisasi Anda terkait konten kami ke email:inilahjambi@gmail.com
SOROTAN