Pria Tinggi Besar yang Terkenal Pemberani Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Jangkat
Inilahjambi, MERANGIN – Warga Desa Gedang Kecamatan Jangkat Timur heboh. Mereka menemukan Sadion (45) dalam keadaan tewas bersimbah darah pada Minggu 13 Maret 2016 pagi.
Sadion diperkirakan telah tewas sejak Sabtu 12 Maret 2016. Hasil olah TKP oleh polisi, pembunuhan terhadap pria bertubuh tinggi besar ini diperkirakan terjadi sekira pukul 22.00 pada Sabtu.
Tewasbya Sadion yang dikenal sebagai pemberani ini baru diketahui pagi Minggu, setelah semalam sebelumnya istri Sadion berkali-kali mengontak per telepon, namun tak ada jawaban.
Awalnya, pada Sabtu malam sekira pukul 19.00, Sadion pamit kepada istrinya. Ia mengatakan akan pergi ke ladangnya, yang berlokasi tak sampai satu kilometer dari desa.
Saat akan ke ladang, ia bahkan sempat mampir di rumah Yansah. Sadion sempat menonton warga yang sedang main domino di rumah Yansah.
Malam itu istrinya beberapa kali menelepon. Namun tak ada jawaban. Minggu pagi Sadion juga tak kembali ke rumah. Hal ini membuat keluarganya jadi khawatir.
Lalu kakak perempuannya, Koramah (47) pergi ke ladang. Saat itulah ia melihat adiknya sudah tewas dengan kondisi kepala dan mukanya penuh lumuran darah.
Koramah kemudian memberitahu warga lainnya. Warga langsung berdatangan ke TKP. Sebagian lainnya memberitahu Polsek Jangkat.
“Pasti korban pembunuhan. Kepalonyo luko parah nian. Darah penuh di kepalo, muko, dan sebagian badan,” ujar seorang warga Desa Gedang yang minta namanya tak ditulis.
Kapolres Merangin, AKBP Munggaran Kartayuga SIK, mengatakan, ia langsung menerjunkan beberapa penyidik ke TKP. Satuan Reskrim Polres Merangin bekerjasama dengan Polsek Jangkat.
“Olah TKP langsung kita lakukan. Kami harap warga jangan main hakim sendiri. Kalau ada yang dicurigai sebagai pelaku atau ada informasi sampaikan sama kami,” ujar Munggaran, Minggu sore.
Ia katakan, latar belakang Sadion juga akan jadi penyelidikan polisi. Karena segala hal menyangkut dirinya mungkin saja jadi petunjuk siapa pembunuhnya.
“Kita kumpulkan semua petunjuk. Makanya kita butuh banyak informasi dari masyarakat,” ujarnya lagi.
Sementara itu, polisi langsung bergerak memeriksa beberapa saksi. Diantaranya adalah Abt (34), Yansah (38), serta Jarjani (46) yang merupakan tokoh masyarakat Desa Gedang.
Polisi menduga pembunuhan terhadap Sadion tidak dilakukan oleh pelaku tunggal. Paling tidak pelakunya menurut polisi adalah dua orang.
Untuk barang bukti, ada satu lembar uang kertas bernominal Rp 10 ribu. Lalu puntung rokok lintingan. Kedua jenis barang bukti diduga milik pelaku pembunuhan.
“Ada beberapa barang bukti sementara ini. Mudah-mudahan itu bisa jadi petunjuk bagi kita,” tambah Munggaran.
(Kil)