Rasis, Trump Serukan Larangan Muslim Masuk ke Amerika

Inilahjambi, AMERIKA – Bakal calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump menyerukan larangan “total” terhadap Muslim untuk memasuki Amerika Serikat sampai para pemimpin negara ini bisa “memahami apa yang sedang terjadi.”

Trump mengatakan data jajak pendapat menunjukkan “sejumlah besar populasi Muslim benci terhadap warga Amerika.”

“Sampai kita bisa memahami dan menentukan cara untuk mengatasi masalah ini dan ancaman yang ditimbulkan, negara kita tidak boleh menjadi korban serangan-serangan mengerikan yang dilakukan oleh orang-orang yang percaya jihad, dan tidak punya akal sehat atau menghargai nyawa manusia,” kata Trump Senin 7 Desember 2015, seperti dikutip VOA Indonesia.com.

Pernyataan sengit tentang Muslim bukan hal baru bagi Trump, yang menyerukan agar pemerintah mengawasi masjid-masjid, dan menolak mengesampingkan usulan sebelumnya untuk mencatat nama-nama Muslim di Amerika dalam sebuah database.

Tapi pernyataan baru ini lebih keras dari retorika-retorika keras tentang Islam sebelumnya yang ditujukan pada umat Islam, akibat serangan teroris di Paris dan San Bernardino, California.

Pernyataan Trump keluar sehari setelah Presiden Obama, melalui pidato yang ditayangkan langsung oleh televisi nasional, mendesak agar warga Amerika tidak memusuhi Muslim setelah serangan-serangan teroris baru-baru ini.

Gedung Putih segera mengecam usulan Trump tersebut, dan menyebutnya “sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai kita sebagai bangsa Amerika.”

“Kita, seperti yang tertulis dalam Bill of Rights atau Deklarasi Hak-hak, menghargai kebebasan beragama,” kata Ben Rhodes, salah satu asisten kebijakan luar negeri Obama, pada CNN.

Mantan gubernur Florida dan salah satu bakal calon presiden Jeb Bush menulis di Twitter bahwa Trump “tidak waras. … Usulan ‘kebijakannya’ tidak serius.”

“Itu usulan yang menggelikan dan tidak akan bermanfaat,” kata Gubernur New Jersey Chris Christie.

Lindsey Graham mengatakan Trump “telah menjadi benar-benar berbahaya dengan retorika bombastisnya, dari yang tadinya hanya mengeluarkan komentar tidak jelas.”

Ibraham Hooper, direktur Dewan Hubungan Islam Amerika, mengeluarkan tanggapan keras terhadap tuntutan Trump tersebut.

“Kini kita telah masuk ke ranah fasis,” ujarnya. “Hal ini seharusnya tidak hanya mengkhawatirkan Muslim Amerika, tapi semua warga Amerika bahwa seorang bakal calon presiden terkemuka dari Partai Republik mengeluarkan pernyataan yang pada dasarnya fasis seperti ini.

(Budhiono)

Terima kasih telah membaca Inilahjambi.com. Cantumkan link berita ini bila Anda mengutip seluruh atau sebagian isi berita. Laporkan keluhan dan apresisasi Anda terkait konten kami ke email:inilahjambi@gmail.com
SOROTAN