Soal Tugu Jam Diganti Keris, Usman Ermulan: Saya Kecewa dengan Walikota!
Inilahjambi – Mantan Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi, Usman Ermulan, mengaku tidak habis pikir dengan pola kerja Walikota Jambi Syarif Fasha. Menurut dia, jika hanya menghancurkan bangunan lama dan membangun kembali di tempat sama, anak kecil juga bisa.
“Seharusnya Walikota itu berpikir ke depan. Buatlah bangunan atau tugu yang memiliki multi efek, baik secara ekonomi, sosial, pariwisata dan budaya, dan berjangka lama,” kata Usman, Rabu 19 Juli 2017, saat dimintai tanggapan soal rencana Pemerintah Kota Jambi menghancurkan tugu jam dan menggantinya dengan tugu keris.
Dipaparkan Usman, alangkah baiknya Syarif Fasha membangun tugu di kawasan lain, yang akan memberi efek perluasan kota dan pemerataan pembangunan serta persebaran warga.
“Misalnya di Paal X, daerah sana masih banyak lahan kosong. Dengan adanya tugu dan taman yang akan menjadi kunjungan warga, konsentrasi pemukiman, bisnis dan ekonomi di sana turut terdongkrak. Ke depan, lokasi itu bisa berkembang pesat. Jangan hanya di Kotabaru saja. Sebentar lagi lumpuh itu kotabaru karena semuanya berada di sana,” kata mantan Anggota DPR RI Komisi Keuangan ini.
Lihat:
- Begini Reaksi Wakil Walikota Jambi Abdullah Sani Soal Pembangunan Tugu Keris
- Soal Pembangunan Tugu Keris, Zola: Sebaiknya Libatkan Pemerhati Budaya
Seharusnya Walikota, kata dia, sudah mulai berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten yang berbatasan dengan Kota Jambi, seperti Muarojambi.
“Bangun tugu keris itu di Paal X, kemudian koordinasi jalan tembus dari Paal XII Muarojambi langsung ke Bandara Sultan Thaha. Jelas ada efek bagi daerah masing-masing. Pertama akses ke bandara tidak satu pintu saja, ada alternatif. Dampaknya, perluasan kota dan kabupaten akan semakin baik,” tegas tokoh pers Jambi ini.
Dia menilai, penghancuran karya-karya walikota sebelumnya akan memancing ketersinggungan publik, baik keluarga dan masyarakat umum.
“Masing-masing karya itu ada nilai historis, baik bagi pemerintah, maupun khlayak. Tolong dihargai. Entah apa pula mau diganti, entah apa pula demamnya orang punya kerjaan. Mimpi apa mereka. Itukan punya nilai sejarah bagi rakyat Jambi. Kotabaru itu awalnya berdiri waktu almarhum (Walikota) Zainir Havis. Itu mau dialihkan sekarang. Saya kecewa dengan Walikota. Supaya pikir jugalah walikota. Dia memang orang pendatang baru di sini. Dak ngerti itu nilai sejarah. Dan dia harus belajar nilai sejarah itu, dari masyarakat yang tua-tua di Jambi ini. Lembaga adat, segala macam. Tolong runding dululah kalau mau bikin sesuatu ini,” kata Usman.
Rencana pembangunan tugu keris yang menggantikan tugu jam di kawasan Kotabaru oleh Pemerintah Kota Jambi menuai kontroversi. Banyak warga yang menolak jika pendirian tugu keris dilakukan dengan cara menghancurkan tugu jam.
Baca juga, berita terkait
(Nurul Fahmy)