Jambi Culture Festival (JCF) resmi digelar di Taman Budaya Jambi, selama 3 hari tanggal 26 sampai 28 september 2024. Festival ini menampilkan empat koreografer muda berbakat yang siap mengangkat isu-isu sosial melalui seni tari. Ichalago, Direktur JCF, menyatakan bahwa festival ini merupakan ajang pertama di provinsi Jambi dan diharapkan menjadi momen penting bagi perkembangan seni lokal.

 

Koreografer terpilih terdiri dari

1. Tiara Fatma Sari merupakan seorang penari dan koreografer muda yang lahir di kabupaten Tebo, provinsi Jambi. Baginya menari merupakan hal yang diminati ketika ia terlibat di dunia seni.

Dari SMA Tiara ingin mendalami dunia seni tari lebih luas sehingga ia melanjutkan pendidikan S1 Konsentrasi Seni Tari Murni di Universitas Jambi. Proses berkesenian yang selama ini diikuti.

Dalam JCF ini ia terpatik mengangkat tema isu Candi Telu. Diharapkan agar masyarakat mengetahui tentang candi telu yang hampir hilang.

2. Lucky Pesona Sari atau akrab dipanggil Lucky. Lahir di bangko 7 Januari 1995. Lucky adalah koreografer yang berasal dari kabupaten Merangin provinsi Jambi. Menyelesaikan S1 pada tahun 2017 di Institut Seni Indonesia Padang Panjang dan melanjutkan S2 di Institut Seni Padang Panjang. Motivasi Lucky dalam mengikuti JCF adalah untuk belajar dan bersinergi agar dapat menciptakan karya tari yang berangkat dari isu budaya suku anak dalam yang ada di provinsi Jambi.

 

Baca juga: Taman Budaya Jambi Gelar Jambi Culture Festival, Penonton Membludak

3. Ajeng Brilian berasal dari kabupaten Muaro Jambi. Dari kecil sangat menukai tari hal ini memotivasi Ajeng untuk menyelesaikan pendidikan S1 Konsentrasi Seni Tari Murni di Universitas Jambi  Dalam pargelaran ini Ajeng akan membawakan sebuah karya yang diangkat dari dampak negatif debu batu bara terhadap kesehatan masyarakat Muaro Jambi.

4. Wise Azizah atau akrab dipanggil Wise, adalah koreografer dari kabupaten Tanjung Jabung Timur. Wise telah menyelesaikan S1 di Universitas Jambi dengan konsentrasi Seni Tari. Wise akan membuat koreografi yang berangkat dari ketergantungan manusia dengan minyak.

Semua karya ini menunjukkan sinergi lintas disiplin seni.

 

Kepala Taman Budaya Jambi, Eri Argawan, menekankan pentingnya festival ini dalam mendukung ekosistem seni dan berkomitmen untuk menjadikannya agenda tahunan. “JCF menjadi pencapaian luar biasa dan diharapkan dapat menginspirasi seniman lainnya di Jambi,” ujarnya.

Terima kasih telah membaca Inilahjambi.com. Cantumkan link berita ini bila Anda mengutip seluruh atau sebagian isi berita. Laporkan keluhan dan apresisasi Anda terkait konten kami ke email:inilahjambi@gmail.com
SOROTAN