Musibah Mina Simpang Siur, 300 Jamaah Iran Dinilai Langgar Jadwal Lempar Jumrah
Musibah Mina Simpang Siur, 300 Jamaah Iran Dinilai Langgar Jadwal Lempar Jumrah
Inilah Jambi – Presiden Iran Hassan Rouhani memanfaatkan pidatonya pada Sidang Umum PBB untuk menyerukan penyelidikan terhadap Tragedi Mina di Makkah, Arab Saudi yang menewaskan 769 jamaah haji.
Rouhani menekankan diadakannya penyelidikan terkait peristiwa jamaah haji yang terinjak-injak di Arab Saudi. Seruan itu disampaikan Rouhani dalam pidatonya di markas PBB, Sabtu (26/09/2015).
Sebelumnya, media-media Iran beramai-ramai menuduh berita iring-iringan Putera Mahkota Saudi, Mohammad bin Salman bin Abdul Aziz Al Saud yang dianggap pemicu terjadinya kepanikan luar biasa di Mina dan berakibat kasus terinjak-injaknya jamaah.
Sementara itu, Koran Berbahasa Arab al-Syarq al-Awsath dalam laporannya terbaru mengutip penanggung jawab penyelanggara haji Iran yang mengatakan sekitar 300 jamaah haji Iran telah melanggar jadwal pelemparan jumrah yang telah ditetapkan sebelumnya.
Hal itu berdampak pada terjadinya insiden saling dorong di jalan 204 daerah Mina, hari pertama tasyriq lalu. Seperti diketahui, insiden tersebut menyebabkan 717 jama’ah haji dari berbagai negara meninggal dunia dan 863 lainnya mengalami luka-luka, demikian dikutip Koran al-Syarq al-Awsath.
Menurut koran internasional bebrbahasa Arab yang bermarkas di London ini, penanggung jawab haji Iran –yang tak disebutkan identitasnya– menceritakan kronologi peristiwa tersebut bermula ketika sekelompok jamaah haji Iran bergerak dari Muzdalifah pada Kamis pagi langsung untuk melempar jamarat.
Mereka tidak singgah di tenda-tenda yang dikhususkan untuk mereka sebagaimana jama’ah haji lainnya untuk meletakkan barang-barang bawaan mereka dan menunggu jadwal pelemparan jumrah. Dari sana mereka langsung bertolak dengan melawan arus di Jalan 204.
Masih menurut sumber yang sama, sekelompok jamaah yang terdiri dari 300-an jamaah haji Iran tersebut tidak menunggu hingga selesai pelemparan jumrah aqabah, di mana aturan menyebutkan agar jamaah haji seharusnya menunggu di kemah sampai tiba giliran jadwal melempar jamarat.
Mereka justru memutuskan untuk langsung kembali menuju arah yang berlawanan. Sedang di saat bersamaan kelompok dari jamaah haji lainnya yang sedang keluar sesuai dengan jadwal mereka yang sebenarnya.
Akibatnya, musibah tak lagi bisa dihindari. Terjadi tabrakan langsung akibat bertemunya kumpulan manusia dengan dua arah yang saling berlawanan.
Ia juga menjelaskan bahwa jamaah tersebut berhenti sebentar dan tidak bergerak ke arah manapun. Hal ini mengakibatkan jamaah terdorong hingga keluar jalur sekitar 20 meter.
Sumber tersebut juga menyatakan, apa yang terjadi bukanlah akibat dari aksi dorong-mendorong atau jamaah haji yang membludak tapi semata gara-gara adanya sekelompok jamaah yang sengaja melawan arus yang berujung kepada jatuhnya korban yang lebih banyak.
Al-Syarq al-Awsath menyebut bahwa terdapat sejumlah kamera pengintai (CCTV) yang dipasang di sepanjang jalan yang menghubungkan ke lokasi jamarat. Hal ini nantinya akan memudahkan untuk penyelidikan selanjutnya.
Terkait dengan keluarnya jamaah haji Iran yang menyelisihi jadwal yang telah disebutkan di awal.
Berbagai informasi tersebut nantiya akan memastikan lebih jauh dugaan bahwasanya jamaah haji Iran terlibat bentrok dengan kelompok jamaah haji Turki beberapa jam pasca kejadian tersebut.
Sesuai pengaturan penyelenggara haji yang disetujui oleh pihak pengawas haji yang telah dikoordinasikan dengan sejumlah pihak terkait, setiap penyelenggara haji wajib mengatur jamaahnya mematuhi aturan kegiatan. Dimulai dari proses jamaah haji berangkat dari Muzdalifah ke Mina.
Ketika tiba di Mina, maka semua jamaah haji yang tahun ini mencapai jumlah 1,3 juta orang wajib masuk ke tenda-tenda yang telah disediakan. Diharapkan mereka dapat beristirahat sejenak dan mengembalikan kekuatan mereka setelah perjalanan pulang dari Muzdalifah.
Selanjutnya para jamaah haji tersebut akan dibagi dan dipecah menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil untuk melempar jamarat. Setiap kelompok lalu menunggu arahan dari ketua dan musyrif (pembimbing) masing-masing kelompok, sambil menunggu ketua kelompok jamaah dan para pengawas penyelenggara haji. Setelah itu mereka bersiap menuju lokasi pelemparan jamarat. Semua yang disebut tadi telah direncakan dan diatur sejak awal bagi setiap penyelenggara haji yang juga telah mengetahui jadwal pemberangkatan mereka melempar jamarat. Hal ini berlaku bagi seluruh jamaah haji termasuk jamaah haji Iran yang memamng sudah diberlakukan sejak awal bagi seluruh jamaah haji manapun.
Di lain pihak, juru bicara keamanan Kementrian Dalam Negeri Arab Saudi, Mansur al-Turki, seperti disebut dalam al-Syarq al-Awsath, menyatakan pengaturan jamah haji merupakan aturan yang mencakup semua aspek dengan tujuan untuk menertibkan dan mengawasi jamaah haji dan umrah di Makkah Al Mukarromah. Hal ini dilakukan untuk menjaga keselamatan mereka sepanjang tahun.
Aturan-aturan tersebut, kata Manshur, meliputi tata cara menggerakkan jumlah kaum muslimin yang sangat besar pada saat ibadah haji atau umroh pada bulan Ramadhan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan.
Minimnya informasi dan bukti, membuat penyebab Musibah masih simpang siur saling memanfaatkan situasi.
Sebagaimana diketahui, jumlah korban dari Iran diperkirakan 130 di, serta 934 orang luka-luka.
Iran dan beberapa negara mengkritik keras pihak berwenang Saudi dalam cara mereka menangani masalah keamanan haji, namun kemarahan Iran dinilai BBC dilatarbelakangi oleh motivasi politik.
Sementara itu, dasar yang digunakan oleh sebagian media nasional mengkritik Saudi merujuk pada surat kabar Libanon, Ad-Diyar, ABNA, Press TV, IRIB, yang semuanya berafiliasi pada Iran. Sementara Saudi membantah tak ada kelurganya beribadah haji tahun ini, kecuali Gubernur Makkah.
Di zaman fitnah seperti ini, bersabar, menunggu hasil pernyataan resmi hasil investigasi, jauh lebih aman.(
Baca juga:
ij-ono)