Profil dan Kisah Perjalanan Gus Solah
Profil dan Kisah Gus Solah
Inilahjambi – Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KH Salahuddin Wahid atau biasa disapa Gus Solah, meninggal dunia pada Minggu 2 Januari 2020 malam.
Gus Solah berpulang dalam usia 77 tahun, karena sakit yang dideritanya.
Salahuddin Wahid menjalani perawatan di RS Jantung Harapan Kita setelah menjalani bedah jantung pada Sabtu.
Ketua Bidang Pendidikan PB Nahdlatul Ulama, Dr Hanif Saha Ghafur, membenarkan kabar duka berpulangnya Gus Solah.
Kompas.com melansir, Gus Solah lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 11 September 1942.
Ia merupakan adik kandung Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Gus Solah meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.
Selama ini, Salahuddin Wahid dikenal sebagai pengasuh di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Baca juga: Gus Solah Meninggal Dunia
Riwayat pendidikan, Gus Solah menempuh bangku pendidikan tinggi Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk jurusan Arsitektur.
Ia juga memiliki rekam jejak panjang di organisasi.
Perjalanan Gus Solah di organisasi di antaranya yakni PMII Komisariat ITB (1964-1966), Sekretaris Jenderal DPP Inkindo (1991-1994), dan Ketua Departemen Konsultansi Manajemen Kadin (1994-1998).
Selain itu, ia juga pernah mendirikan Ikatan Konsultan Manajemen Indonesia (1995), Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Umat (PKU) (1998-Oktober 1999).
Gus Solah juga pernah menjadi Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu PKU (1999), pendiri Yayasan Baitussalam (1982), Ketua Badan Pengurus Yayasan Baitussalam (1982-1985, 1988-1991).
Selanjutnya, menjadi anggota Badan Pengawas Yayasan Baitussalam (1991-1994), pendiri Yayasan Wahid Hasyim (1985), dan Sekretaris Badan Pendiri Yayasan Wahid Hasyim (1999).
Jabatan sebagai ketua PBNU juga pernah ia jabat pada tahun 1999-2004, dan Ketua Badan Pendiri Yayasan Forum Indonesia Satu (sejak 2000) serta Ketua ICMI tahub 2001-2003.
Ia juga pernah menjadi Wakil Ketua II Komnas HAM pada 2002-2007.
Pada 2004, ketika sistem pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan secara langsung, Gus Solah dipinang Golkar untuk maju sebagai cawapres berpasangan dengan Wiranto.