Akhir Tragis Koran Partai Legendaris, Suara Karya Akan Berhenti Terbit
Inilahjambi, JAMBI – Sebuah pesan berantai yang memuat narasi mengejutkan tentang Koran Suara Karya. Koran partai legendaris, Golkar itu disebut akan berhenti terbit 2 Mei 2016 mendatang. Berikut pesan tersebut.
Kalangan media massa di Indonesia selalu berkeyakinan, Suara Karya akan tetap hidup sepanjang Golkar masih ada.
Tapi takdir Tuhan berkata lain. Koran Suara Karya terbit terakhir kalinya pada 2 Mei 2016. Usai sudah perjalanan panjang selama 45 tahun 52 hari. Sebuah koran partai terlama yang pernah hidup di negeri ini.
Kematian yang mengenaskan, karena matinya Suara Karya diberitahukan secara mendadak ke karyawan dan awak redaksinya pada rapat Kamis (28/4/2016) sore.
Suara Karya mati dengan meninggalkan sejumlah tunggakan kertas dan percetakan, tunggakan sewa gedung, gaji karyawan yang belum dibayar 3 bulan, dan sejumlah utang lainnya. Ada pula Dana Hari Tua Karyawan (DHT) yang tidak disetorkan oleh perusahaan sejak 2006 sesuai UU Ketenagakerjaan. Belum lagi pesangon yang harus dibayarkan sesuai ketentuan UU Ketenagakerjaan jika perusahaan tutup secara sepihak.
Apakah kematian ini sudah diskenariokan oleh para elit Suara Karya dan Partai Golkar untuk menghindari kewajibannya sebagai sebuah perusahaan?
Apakah matinya Suara Karya adalah juga merupakan pertanda kematian sang induk, Partai Golkar?
RIP Suara Karya
11 Maret 1971 – 2 Mei 2016.
Pemimpin Redaksi Koran Karya Lalu Mara membantah koran itu akan tutup. “Tidak, besok kita (Suara Karya) terbit,” ujar Lalu dilansir Okezone, Kamis 28 April 2016.
Meski demikian, pihaknya memang baru menggelar rapat untuk membahas adanya penurunan pendapatan di 2016. Bahkan, sejak Februari lalu, Suara Karya mulai mencicil gaji 117 pegawainya.
“Kita rapat tadi membahas kinerja memburuk. 2016 menurun drastis, mulai Februari itu kita nyicil gaji 117 pegawai, kalau memang terus-terusan begini mati,” imbuhnya.
Lalu menambahkan, pihaknya tidak bisa memprediksi hingga kapan Suara Karya akan terus beredar menemani pembacanya. Adapun oplah sejak awal 2016 mengalami penurunan dibanding 2015 silam.
“Keadaan bisnis cetak kan sama saja. Kita belum tahu sampai kapan (cetak). Oplah kita turunin sampai terkahir 15 ribu dari 36 ribu, kita efisiensi,” tukasnya.