Dari Pada Pulang ke Desanya, Tiga Petani ini Pilih Mati di Istana

Dari Pada Pulang ke Desanya, berita Tiga Orang ini Pilih Mati di Istana

Inilahjambi – Tiga warga asal Mojokerto, Jawa Timur melakukan aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis 6 Februari 2020.

Ahmad Yani, Sugiantoro, dan Heru Prasetiyo ingin bertemu Presiden Joko Widodo mewakili warga desanya.

Mereka menuntut penutupan tambang pasir dan batu (sirtu) di Desa Lebakjabung, Kecamatan Jatirejo, melalui aksi berjalan kaki dari Mojokerto selama delapan hari sejak Minggu 26 Januari 2020.

Ketiganya tiba di Jakarta pada Sabtu 1 Februari 2020.

Baca juga: Hari ke 10 Aksi Petani Jambi Jalan Kaki ke Jakarta, Kakek 71 Tahun Pingsan di Jalan

Yani dan kedua kawannya menegaskan tidak akan pulang sebelum bertemu dengan Presiden Jokowi. Ia bahkan rela mempertaruhkan nyawanya demi tuntutannya itu.

“Daripada saya mati di rumah, lebih baik saya mati di (depan) istana ini, akan lebih membanggakan anak istri,” tegas Yani dilansir Kompas.com.

Yani mengaku warga desa Lebakjabung merasa dijajah karena tidak memiliki ruang hidup di desanya sendiri.

Baca juga: Ratusan Massa Petani Jambi Yang Jalan Kaki Ke Jakarta Mulai Bertumbangan

Warga Desa Lebakjabung menolak penambangan batu andesit yang dilakukan perusahaan tambang CV Sumber Rejeki dan CV Rizky Abadi.

Penolakan itu terjadi karena lokasi pertambangan berada di hulu sungai dan kawasan hutan lindung. Hal tersebut dinilai akan merusak lingkungan dan mata air yang menjadi tumpuan warga desa sehari-hari.

Sampai tuntutannya tersampaikan, Yani dan kedua kawannya menegaskan tidak akan pulang dan akan menunggu di depan istana.

“Tetap disini, harus sampai bertemu Pak Jokowi. Kalau tidak ketemu Pak Jokowi, tentunya kami tidak akan berani pulang,” tukas Yani.

 

Tag#Konflik Agraria di Jambi 

Terima kasih telah membaca Inilahjambi.com. Cantumkan link berita ini bila Anda mengutip seluruh atau sebagian isi berita. Laporkan keluhan dan apresisasi Anda terkait konten kami ke email:inilahjambi@gmail.com
SOROTAN