Baru Sehari Dilantik Zumi Zola Rupanya Langsung Rapat Soal Kopi di Lampung

Inilahjambi, LAMPUNG – Sehari setelah dilantik, Gubernur Jambi Zumi Zola langsung menghadiri Rapat Pengembangan Kopi Nasional di Lampung.

Rapat yang diselenggarakan di Rumah Dinas Gubernur Lampung itu dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah pejabat negara lainnya, seperti Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Gubernur Lampung Ridho Ficardo dan Plt Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi.

Wapres Jusuf Kalla mengatakan, peningkatan produksi kopi berdampak langsung pada kesejahteraan petani. Menurutnya, kopi bersama cokelat merupakan dua komoditas yang tidak terpengaruh krisis.

“Tiap kenaikan harga kopi maka berarti pemerataan pendapatan karena 96% kebun kopi adalah perkebunan rakyat. Berbeda dengan sawit yang pengusahaannya didominasi perusahaan besar,” ujarnya.

Baca juga:

Wapres menambahkan, kebijakan pemerintah untuk semua komoditi pertanian berbasis pangan termasuk kopi adalah mendongkrak produksi.

Luas areal kopi nasional mencapai 1,23 juta hektare dengan produktivitas 721 kg/ha. Komoditas ini menciptakan lapangan kerja bagi 1,79 juta kepala keluarga.

Industri pengolahan kopi nasional selama ini baru mampu menyerap sekitar 35% produksi kopi dan sisanya sebesar 65% masih diekspor. Sedangkan tingkat konsumsi kopi masyarakat Indonesia relatif masih rendah, rata-rata hanya 1,1 kg perkapita/tahun.

Di dunia, Indonesia adalah negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brasil dan Vietnam dengan produksi pada tahun 2014 sebesar 685 ribu ton atau 8,9% dari produksi kopi dunia dengan komposisi 76,7% merupakan jenis robusta dan sisanya arabika.

Sementara itu, tingkat konsumsi kopi masyarakat kita jauh di bawah negara–negara pengimpor kopi seperti USA 4,3 kg, Jepang 3,4 kg, Austria 7,6 kg, Belgia 8,0 kg, Norwegia 10,6 kg dan Finlandia 11,4 kg perkapita/tahun.

“Ruang pengembangan kopi kita masih lebar. Nilai ekonominya juga terus tumbuh namun jangan sampai kita terlena karena negara kompetitor juga agresif melakukan pengembangan produk kopi,” tegas Menteri Saleh.

Kemenperin mencatat, ekspor produk kopi olahan tahun 2015 mencapai US$ 356,79 juta atau meningkat sekitar 8% dibanding tahun sebelumnya.

Ekspor produk kopi olahan didominasi produk kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi yang tersebar ke negara tujuan ekspor seperti Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, RRC, dan Uni Emirat Arab.
(Muhammad Ikhlas)

Terima kasih telah membaca Inilahjambi.com. Cantumkan link berita ini bila Anda mengutip seluruh atau sebagian isi berita. Laporkan keluhan dan apresisasi Anda terkait konten kami ke email:[email protected]
SOROTAN