Harga Karet Anjlok, Petani ‘Iri’ dengan Kehidupan PNS yang Sejahtera

Inilahjambi, BATANGHARI – Sempat mencapai harga Rp9 ribu perkilogram, kini harga karet kembali turun di kisaran Rp4.500 sampai Rp5.000. Akibatnya, petani mengelus dada, karena pendapatan yang tidak sesuai dengan harga barang yang kian melambungm terlebih saat bulan puasa dan jelang Lebaran seperti ini.

“Kadang inilah membuat petani karet menangis, harga karet tidak sepadan lagi dengan kebutuhan. Apalagi saat ini bulan puasa dan mau Lebaran, tentu kebutuhan lebih banyak,” ungkap Herman, warga Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari, Kamis 15 Juni 2016.

Turunnya harga karet jelas membuat semangat para petani kembali berkurang, karena mata pencarian masyarakat di Kabupaten Batanghari sebagian besarnya di sektor pertanian, terutama perkebunan karet dan sawit.

Terpisah, Bambang warga Desa Penerokan mengaku heran dengan penurunan harga karet secara perlahan-lahan ini.

“Sebelumnya para petani sangat senang dengan harga getah karet yang hampir mencapai Rp10 ribu. Tapi, secara perlahan-lahan sekarang ini kembali anjlok lagi,” ujar Bambang.

Senada dengan Herman, Bambang juga mengaku hilang semangat dengan anjloknya harga komoditi karet ini. Padahal semangat para petani sudah muncul untuk mengurus kebun karet yang ada, karena kenaikan harga karet yang begitu signifikan.

“Harga sebelumnya padahal sudah membangkit gairah kami untuk menyadap karet kembali. Namun, kini kembali lesu lagi, karena harga sudah turun kembali,” keluhnya

Penurunan harga karet ini juga dirasakan oleh Fauzi. Dirinya menyebutkan kejadian berlangsung secara perlahan. “Harga karet ini turunnya perlahan-lahan, dalam seminggu terjadi penurunan,” imbuhnya.

Dia berharap hal ini tak berlangsung lama, sehingga karet bisa mengalami kenaikan harga lagi. Mereka juga meminta kepada pemerintah agar mencarikan solusi sehingga beban masyarakat sedikit berkurang.

Dia menilai, pemerintah saat ini hanya memperhatikan kesejahteraan PNS. Terbukti tahun ini PNS kembali diberikan gaji ke 13 dan 13.

“Kadang kami petani ini terutama petani karet merasa tidak diperhatikan oleh pemerintah. Dan kami merasa PNS selalu diperhatikan, kami tidak iri. Tapi kemana pemerintah, kita kan tahu penururunan harga karet sudah berlangsung lama, apa memang tidak bisa mencari solusi buat kami,” keluhnya.

 

 
(Syahreddy)

Terima kasih telah membaca Inilahjambi.com. Cantumkan link berita ini bila Anda mengutip seluruh atau sebagian isi berita. Laporkan keluhan dan apresisasi Anda terkait konten kami ke email:[email protected]
SOROTAN