Kepala Kantor Bahasa Jambi: Kami Sudah Merasa Dikuliti dengan Istilah Pedestrian Jomblo
Inilahjambi, KOTA JAMBI – Kepala Kantor Bahasa Provinsi Jambi, Syaiful Bahri Lubis, mengaku lembaganya merasa dikuliti oleh penamaan jomblo untuk sebuah pedestrian yang berada di kawasan Kotabaru, Kota Jambi.
“Bukan cuma ditelanjangi, kami bahkan merasa dikuliti dengan penamaan itu. Sebab, jika kesalahan berbahasa/istilah dilakukan oleh masyarakat awam, maka dapat dimaklumi, namun kalau dilakukan oleh kepala daerah, ini persoalan,” katanya, Rabu 30 Maret 2016 diruangan kerjanya.
Dipaparkan Syaiful, arti kata jomblo tidak ada di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Sehingga tidak memiliki arti. Yang ada adalah kata ‘jomlo’, kata serapan dari bahasa daerah, yang memiliki arti perempuan tua.
Dalam perkembangnya, ujar Syaiful, kata ini menjadi istilah untuk menyebut orang yang sendirian, atau orang yang belum memiliki pasangan. Meski belum ada dalam kamus, namun pengertian ini beredar luas dalam masyarakat.
Sementara kata pedestrian, memiliki arti pejalan kaki: jalan khusus. Maka, pedestrian dan jomblo jika dipadankan secara kebahasaan mengandung makna ‘pejalan kaki perempuan tua’ atau ‘perempuan tua pejalan kaki’, atau ‘pejalan kaki yang tidak memiliki pasangan,’.
Persoalnnya, lanjut Syaiful, apakah cocok kalau pedestrian itu diberi nama ‘jomblo’ dengan makna seperti itu, sebab dalam kenyatannya, bukan hanya orang-orang yang tidak punya pasangan yang berjalan di sana, tapi juga keluarga.
Syaiful curiga, pemberi nama bahkan tidak mengetahui arti kata pedestrian. Sebab, kalau merujuk penamaan untuk jembatan pedestrian, istilah ini pas dan memiliki makna jelas.
“Bandingkan dengan kata jembatan pedestrian, artinya adalah jembatan pejalan kaki, ini pas dan sesuai, akan janggal kalau kita bandingkan dengan istilah ‘Pedestrian Jomblo’, katanya.
Syaiful menyatakan, pihaknya sudah meminta waktu berdialog secara kelembagaan dengan Walikota Jambi Syarif Fasha, untuk membahas persoalan tata bahasa, termasuk penamaan gedung, jalan dan sebagainya di Kota Jambi, namun hingga kini belum ada respon dari Walikota Jambi.
“Hari ini kami masukkan lagi surat permintaan audiensi ke Walikota. Tadi beberapa teman dari berbagai lembaga juga sudah berdiskusi di kantor ini membahas soal nama itu. Kita tunggu saja respon walikota untuk berdialog,” tutupnya.
(Nurul Fahmy)