Meski Industri Sedang Sulit, Tapi HM Sampoerna Malah Catatkan Laba Rp9 Triliun dalam 9 Bulan

Inilahjambi – PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mencatatkan peningkatan kinerja sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Produsen rokok A Mild tersebut meraup laba bersih Rp9,08 triliun, tumbuh 19,54 persen dari periode yang sama 2015 sebesar Rp7,59 triliun.

Pada kuartal III 2016, pangsa pasar Sampoerna mencapai 34,5 persen, meningkat sebesar 0,4 persen dari pangsa pasar di kuartal II. Pertumbuhan pangsa pasar ini didorong oleh kinerja yang kuat di segmen sigaret kretek mesin (SKM) full-flavor.

Perusahaan juga mencatatkan pendapatan bersih (tidak termasuk cukai) dalam sembilan bulan pertama 2016 sebesar Rp31,8 triliun, tumbuh sebesar 4,9 persen dari Rp30,3 triliun pada periode yang sama di tahun 2015.

Sampoerna mempertahankan kepemimpinannya di semua segmen, dengan pangsa pasar mencapai 30,1 persen di segmen sigaret kretek mesin, 38,2 persen di segmen sigaret kretek tangan, dan 79 persen di segmen sigaret putih mesin.

Presiden Direktur Sampoerna Paul Janelle mengaku bangga Sampoerna tetap menjadi pemimpin pasar di Indonesia. Kesuksesan tersebut, lanjutnya, diraih berkat fundamental perseroan yang kuat, yaitu kepercayaan dari para rekanan dan pemangku kepentingan, serta dedikasi dan kerja keras dari para karyawan.

“Walaupun saat ini industri tengah berada dalam situasi yang sulit, kami yakin bahwa kami akan melanjutkan keberhasilan kami melalui portofolio merek yang kuat, yang mencakup sejumlah merek andalan kami, A Mild, Dji Sam Soe, dan Marlboro,” ujarnya, Senin 24 Oktober 2016.

Sampoerna mengantisipasi penurunan volume industri hasil tembakau secara keseluruhan sebesar 1 sampai 2 persen di tahun 2016, yang terutama diakibatkan oleh kenaikan tarif cukai rata-rata tertimbang sebesar 15 persen.

“Industri ini diperkirakan masih akan terus mengalami tekanan sehubungan dengan kenaikan tarif cukai rata-rata tertimbang sebesar kira-kira 10 persen yang berlaku rata atas seluruh pelaku industri mulai tanggal 1 Januari 2017,” kata Janelle.

Beban ini diperkirakan mengakibatkan kinerja segmen sigaret kretek tangan terus menurun, seiring dengan peralihan preferensi perokok dewasa dari produk kretek tangan ke kretek mesin. Pada kuartal ke-3 tahun 2016, pangsa pasar Sampoerna di segmen sigaret kretek tangan mengalami penurunan sebanyak 0,8 persen dari periode yang sama di tahun 2015 menjadi 6,6 persen.

“Sampoerna memiliki komitmen terhadap segmen sigaret kretek tangan, dan untuk itu, kami melakukan sejumlah upaya untuk menahan laju penurunan di segmen ini, termasuk melakukan inovasi untuk meningkatkan mutu merek Dji Sam Soe dan Sampoerna Kretek, menawarkan harga yang bersaing untuk produk sigaret kretek tangan kami, serta berinvestasi pada merek melalui dukungan pemasaran dan penjualan,” tegas Paul.

Analis Samuel Sekuritas, Akhmad Nurcahyadi mengatakan, hingga akhir tahun ini, ia melihat Sampoerna akan mampu menjaga pangsa pasarnya. Dorongan terjaganya penjualan masih akan datang dari segmen SKM.

“Peta pasar persaingan kami lihat tidak akan mengalami perubahan. Di sisi lain, kami juga percaya kontinuitas tekanan dari berbagai pihak untuk menurunkan angka perokok masih akan terjadi dan berpotensi semakin menekan kinerja di tahun mendatang,” ujarnya dalam riset.

Akhmad menilai, kunci terjaganya stagnasi pertumbuhan pendapatan maupun laba akan datang dari konsistensi kenaikan rata-rata harga jual untuk menjaga kenaikan biaya cukai.

 

 

 

 

 

 
(Sumber CNN)

Terima kasih telah membaca Inilahjambi.com. Cantumkan link berita ini bila Anda mengutip seluruh atau sebagian isi berita. Laporkan keluhan dan apresisasi Anda terkait konten kami ke email:[email protected]

Tinggalkan Balasan

SOROTAN