Rahasia Dibalik Seragam Dinas Para Jenderal di Mapolda Jambi

Inilahjambi, JAMBIDibalik bagus dan rapinya seragam Kepala Kepolisian Daerah Jambi (Polda) sejak belasan tahun silam, ada sosok Herman yang berperan sebagai penjahit seragam-seragam tersebut. Herman adalah pemilik usaha jahit pakaian ‘Masculin’, yang biasa terima order jahit seragam polisi, termasuk para Kapolda-nya.

Bagaimana kisahnya, berikut catatan wartawan Inilahjambi, Azhari, yang mewawancarai Herman belum lama ini. Semoga menginspirasi.

SIAPA yang tidak mengetahui atau mendengar Masculin, penjahit pakaian yang ada di Jambi. Sejak puluhan tahun silam sudah menjadi langganan para polisi untuk membuat pakaian dinasnya.

Tidak itu saja, orang nomor satu di Polda, yakni Kapolda selalu menjahitkan pakaian dinasnya di penjahit Masculin yang berlokasi di Jalan Tengku Sulaiman, Pakuan Baru, Thehok, Kota Jambi.

Diakui pemilik Masculin, Herman, sudah sejak 26 tahun lalu sudah menjadi langganan para Polisi Jambi. “Sejak status Polda Jambi masih Polwil banyak polisi menjahitkan pakaian dinasnya disini.”

Tidak itu saja, pria berusia 60 tahun ini juga mengungkapkan bila rata-rata Kapolda Jambi yang menjabat di Jambi juga menggunakan jasanya untuk segala macam pakaian dinasnya.

“Namun sejak terakhir Kapolda Jambi, Pak Musyafak, tidak ada lagi orderan pakaian dinas untuk kapolda. Sementara penggantinya, Pak Yazid Fanani mungkin sudah ada pakaian dinas tersendiri, sehingga belum bersedia menggunakan jasanya,” tutur Herman.

Awal seringnya mendapatkan orderan pakaian dinas polisi, bermula tempat usahanya 26 tahun lalu tepat berada di depan Polda Jambi.

Selanjutnya, banyak para polisi yang kemudian menjahit pakaian dinasnya kepada Herman, termasuk para Kapolda Jambi.

“Mungkin para polisi termasuk Kapolda Jambi menilai dari kualitas jahitan pakaian yang dikerjakan, sehingga sampai sekarang masih tetap bertahan menjadi langganan tetap polisi,” ujar ayah tiga putri ini.

Untuk menjahit pakaian kapolda, dirinya selalu mendapatkan informasi dari para ajudan kapolda. Mereka selalu menghubungi melalui telepon, bahwa kapolda akan ada membuat baju dinas.

“Kalau ada Kapolda Jambi yang baru, biasanya saya mengukur pakaian dinasnya saat berada di hotel. Kebanyakan mereka pesan dua sampai tiga pasang,” katanya.

Sedangkan bahan pakaian, semua kapolda memilih bahan dari woll. “Selain dasar pakaiannya bagus, juga terasa dingin jika dipakai. Sepasang pakaian dasar wol, baju dan celana harganya ada yang Rp 1,2 hingga Rp. 1,5 juta,” imbuhnya

Dari sekian Kapolda Jambi yang paling dekat, sambung Herman, adalah dengan Pak Bambang Suparsono dan Pak Lutfi Lubihanto serta Pak Budi Gunawan.

“Selain banyak membuat baju, baik baju dinas atau biasa seperti batik, mereka juga perhatian dengan keluarga saya,” terangnya.

Di tempat kerjanya, ongkos menjahit sebuah pakaian bervariasi. Yang murah harganya Rp. 300 ribu dan yang mahal Rp. 1,5 juta.

Kunci rahasianya masih tetap eksis dan dipercaya hingga sekarang, tidak ada resep khusus. Herman yang belajar menjahit di tahun 1975 lalu di Tanjungpinang, Riau hanya bermodalkan kepercayaan dan keyakinan kepada konsumen.

Disinggung nama Masculin, Herman menyampaikan bahwa nama tersebut didapat dari kakak iparnya yang pernah bekerja menjahit pakaian di Amerika.

“Di Amerika, kakak iparnya bekerja di Masculin yang karyawannya ada 200 orang. Jadi disuruh menggunakan nama tersebut untuk mana usaha jahitnya,” ungkapnya.

Pria asal Sumatera Barat ini, dalam kesehariannya jarang duduk, karena harus berdiri terus untuk menggunting bahan pakaian para konsumen.

“Dalam satu hari saja ada sekitar 15 pasang pakaian pelanggan yang diselesaikan dengan anak buah ada enam orang,” paparnya.

Seiring usia yang sudah lanjut, mulanya Herman sempat khawatir tidak ada penerus usaha jahit pakaiannya.

“Namun alhamdulillah, ada menantu yang bisa menjadi penerusnya. Saat ini sudah bisa menggunting bahan dan menjahit pakaian. Padahal, dulunya bekerja sebagai satpam sebuah perusahaan. Ngapain repot-repot, kerja goyang kaki saja dapat duit,” tukas Herman.

Selain langganannya banyak polisi, namun kakek satu cucu ini harus kewalahan pada bulan dua hingga enam setiap tahunnya.

Bagaimana tidak, banyak orderan membuat pakaian dinas dari beberapa Lembaga Pemasyarakatan di Jambi, karantina ikan dan pertanian di tempatnya.

Menurutnya, untuk membuat sepasang pakaian biasanya dibutuhkan waktu sekitar 10 hari hingga dua minggu.

Namun, untuk membuat pakaian dinas suatu kantor dibutuhkan waktu hingga dua bulan pengerjaannya.

Bukan pakaian pria saja bisa dikerjakan di penjahit Masculin, pakaian wanita juga sering dikerjakan.

“Pakaian dinas bhayangkari polisi dan lainnya sering dikerjakan disini. Para kapolres juga ada. Sedangkan pakaian dinas untuk TNI ada pernah juga menjahitnya,” pungkas Herman.

Di rumah tempat usahanya yang baru lima tahun pindah dari depan Mapolda Jambi ini, juga pernah menggarap pakaian pejabat pemerintahan.

“Wakil Gubernur Jambi Fachrori Umar dan Wakil Walikota Jambi Abdullah Sani juga menjahitkan pakaian dinasnya disini,” tutupnya.

 

 
(Azhari)

Terima kasih telah membaca Inilahjambi.com. Cantumkan link berita ini bila Anda mengutip seluruh atau sebagian isi berita. Laporkan keluhan dan apresisasi Anda terkait konten kami ke email:[email protected]

Tinggalkan Balasan

SOROTAN