Satu Dolar Rp14.840, Asia Nikkei: Rupiah Anjlok ke Titik Terendah Sejak Juli 1998
Inilahjambi – Rupiah melemah hingga menyentuh 14.840 terhadap dolar AS pada Jumat 31 Agustus 2018 tengah malam. Dilansir di Asia Nikkei, Sabtu 1 September 2018, dengan nilai segitu, rupiah berada di posisi terendah terhadap dolar sejak Juli 1998, yakni setelah krisis keuangan melanda Asia.
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Soepriyatno meminta agar pemerintah terus melakukan antisipasi dalam menghadapi penguatan dolar terhadap rupiah. Terutama terkait pengurangan impor. Menurutnya, impor Indonesia sudah terlampau tinggi, terutama untuk komoditas pangan seperti gula dan beras.
Soepriyatno menjelaskan, pada tahun politik, impor kemungkinan bisa semakin tinggi untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Dampaknya, defisit neraca perdagangan semakin tidak terkendali.
“Pengurangan impor harus menjadi prioritas pemerintah,” kata dia, dilansir Republika.co.id, Sabtu 1 September 2018.
Sembari menekan impor, pemerintah juga harus terus menggenjot ekspor. Pengiriman komoditi ke luar negeri mampu meningkatkan devisa yang disebutkan Soepriyatno sudah tergerus banyak oleh Bank Indonesia (BI) untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.
Poin berikutnya yang ditekankan Soepriyatno adalah utang. Ia menilai, beberapa BUMN terlalu banyak berutang ke luar negeri dalam bentuk dolar Amerika Serikat (AS) untuk membangun infrastruktur yang berlebihan.
“Ketika ekonomi global sedang goyah seperti saat ini, pemerintah jadi kesulitan kan membayar utang,” ucapnya.
Soepriyatno mengimbau kepada pemerintah untuk melakukan seleksi ketat terhadap proyek infrastruktur di tahun ini maupun tahun-tahun mendatang. Ia menyebutnya sebagai ‘pengencangan ikat pinggang’. Sebab, keberhasilan suatu pemerintahan tidak dinilai berdasarkan pembangunan infrastruktur semata.
Baca juga:
Ngeri, Prabowo Beberkan Fakta Utang Indonesia Naik Rp1 Triliun Tiap Hari