Tari Menjemput Induk Padi dari Kabupaten Merangin

Menjemput Induk Padi

*Jambi, 23 Juli 2024* – Taman Budaya Jambi kembali memukau dengan pertunjukan “Tari Menjemput Induk Padi”. Tari ini merupakan bagian integral dari proses panen padi yang bertujuan untuk menghormati dan meminta berkah dari induk padi sebelum masa panen dimulai.
Tari ini terinspirasi dari tradisi daerah rantau panjang kecamatan tabir kabupaten merangin sebelum panen atau memulai panen.
Pertunjukan ini diawali dengan ritual khusus oleh pawang atau dukun, yang menggunakan dupa, sabut kelapa, serta bawang putih dan bawang merah dalam jumlah ganjil. Ritual ini bertujuan untuk memohon izin dan meminta berkah kepada Allah SWT agar memperoleh induk padi yang terbaik. Pawang membacakan mantra dan doa di tengah sawah, diiringi dengan pembakaran dupa sebagai isyarat permohonan.
Setelah induk padi dipetik, ia diikat dengan benang tujuh warna, yang dalam pertunjukan ini digantikan dengan kain tujuh warna. Benang tujuh warna melambangkan keberagaman dan kesucian, sementara dupa digunakan sebagai simbol perhelatan ritual yang mengundang induk padi berusia sekitar 700 tahun.
Musik pengiring pertunjukan ini terdiri dari instrumen musik tradisi masyarakat Rantau Panjang, seperti kalino, serta suara yang berisi mantra-mantra untuk menambah kekhidmatan ritual. Pertunjukan ini tidak hanya memperlihatkan keindahan tradisi lokal tetapi juga mengajarkan nilai-nilai budaya dan spiritual yang mendalam.
Baca juga: Gubernur Jambi Resmikan Temu Karya Se-Provinsi dan Pameran Seni Rupa di TBJ
Tari Menjemput Induk Padi adalah contoh cemerlang dari kekayaan warisan budaya Kabupaten Merangin, memperlihatkan harmoni antara manusia, alam, dan keyakinan spiritual yang telah ada selama ratusan tahun.
Eri Argawan, Kepala UPT Taman Budaya Jambi, mengungkapkan apresiasinya terhadap para penggiat seni yang berpartisipasi dalam acara Temu Karya Taman Budaya Jambi. Acara yang kedua kalinya diadakan ini diharapkan akan menjadi kegiatan tahunan yang rutin.
“Dalam tahun pertama, belum semua kabupaten/kota ikut serta. Tahun pertama belum seluruh kabupaten kota ikut serta, sehingga kita menghadirkan kawan kawan disini . Tapi buka itu yang kita inginkan. Tujuannya bukan hanya untuk unjuk gigi, tetapi juga untuk menjalin komunikasi yang erat antara daerah-daerah,” ujar Eri Argawan.
Beliau menekankan pentingnya persiapan yang matang dari seluruh kabupaten/kota untuk menghadapi setiap edisi Temu Karya ini. Meskipun Taman Budaya memiliki keterbatasan, Eri Argawan tetap berharap dapat memberikan wadah bagi para seniman untuk mempersembahkan karya-karya terbaik mereka.
“Kami mengapresiasi penuh partisipasi teman-teman dari kabupaten karena mereka menghadapi banyak kendala. Kami berharap Taman Budaya Jambi dapat terus menjadi tempat yang memajukan seni budaya daerah,” tambahnya dengan penuh terima kasih.
Temu Karya Taman Budaya Jambi tidak hanya menjadi ajang untuk menampilkan kekayaan seni budaya, tetapi juga sebagai upaya konkret dalam membangun solidaritas dan kolaborasi di antara para penggiat seni dan budaya di Provinsi Jambi.