Tari Ngidam Padi dari Kabupaten Tebo: Menggambarkan Kehidupan Masyarakat Desa Kuamang
Tari Ngidam Padi, sebuah warisan budaya dari Kabupaten Tebo, tampil memukau dalam acara seni di Taman Budaya Jambi (TBJ). Tarian ini berangkat dari daerah tujuh koto Tradisi upacara besar meisigohut gedang (panen padi). Di dalam upacara besar itu ada beberapa prosesi
Yang pertama nanam benih (nanam padi), kedua ngidam padi, ketiga panen padi ( jemput padi)
Menurut penuturan dari seorang tokoh seni lokal, Fokus utama dari tarian ini terletak pada prosesi ngidam padi, di mana masyarakat berdoa dan berharap agar kebutuhan akan padi selalu tercukupi.
“Tarian Ngidam Padi menggambarkan kehidupan dan kepercayaan masyarakat Desa Kuamang terhadap keberlimpahan hasil pertanian, khususnya padi, sebagai simbol kehidupan dan keberkahan,” jelas seorang pemangku budaya dari Kabupaten Tebo.
Penampilan malam ini di TBJ melibatkan penari-penari yang dipilih dari komunitas-komunitas seni di Kabupaten Tebo, untuk mempersembahkan keindahan dan makna mendalam dari Tari Ngidam Padi. Hal ini juga sebagai upaya untuk mempromosikan keberagaman budaya di Provinsi Jambi, serta meningkatkan apresiasi terhadap warisan budaya yang kaya dan beragam.
Baca juga:Gubernur Jambi Resmikan Temu Karya Se-Provinsi dan Pameran Seni Rupa di TBJ
Dengan adanya penampilan Tari Ngidam Padi, diharapkan dapat semakin menguatkan rasa kebersamaan antar komunitas seni dan memperkokoh kebanggaan akan kekayaan budaya lokal Kabupaten Tebo.
Eri Argawan, Kepala UPT Taman Budaya Jambi, mengungkapkan apresiasinya terhadap para penggiat seni yang berpartisipasi dalam acara Temu Karya Taman Budaya Jambi. Acara yang kedua kalinya diadakan ini diharapkan akan menjadi kegiatan tahunan yang rutin.
“Dalam tahun pertama, belum semua kabupaten/kota ikut serta. Tahun pertama belum seluruh kabupaten kota ikut serta, sehingga kita menghadirkan kawan kawan disini . Tapi buka itu yang kita inginkan. Tujuannya bukan hanya untuk unjuk gigi, tetapi juga untuk menjalin komunikasi yang erat antara daerah-daerah,” ujar Eri Argawan.
Beliau menekankan pentingnya persiapan yang matang dari seluruh kabupaten/kota untuk menghadapi setiap edisi Temu Karya ini. Meskipun Taman Budaya memiliki keterbatasan, Eri Argawan tetap berharap dapat memberikan wadah bagi para seniman untuk mempersembahkan karya-karya terbaik mereka.
“Kami mengapresiasi penuh partisipasi teman-teman dari kabupaten karena mereka menghadapi banyak kendala. Kami berharap Taman Budaya Jambi dapat terus menjadi tempat yang memajukan seni budaya daerah,” tambahnya dengan penuh terima kasih.
Temu Karya Taman Budaya Jambi tidak hanya menjadi ajang untuk menampilkan kekayaan seni budaya, tetapi juga sebagai upaya konkret dalam membangun solidaritas dan kolaborasi di antara para penggiat seni dan budaya di Provinsi Jambi.