Video: Truk CPO Standing di Jalan Sungaibahar
Inilahjambi, SUNGAIBAHAR – Sejumlah titik jalan dari Simpang Panerokan ke Sta 29+00 Sungai Bahar, di Kabupaten Batanghari, rusak parah.
Kondisi jalan semakin rusak bila hujan tiba, meski saat ini Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PU PERA) Provinsi Jambi terus melakukan tindakan perawatan jalan (gawat darurat), namun kondisinya tidak banyak membantu bila hujan datang.
“Sejak dari Simpang Panerokan ada sekitar 15 kilometer jalan yang rusak. Dari 15 kilometer itu ada 9 kilometer yang rusak sedang, dan 6 kilometer rusak berat,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Dodi Irawan, Selasa 18 April 2017, saat meninjau jalan di Sungaibahar.
Untuk perbaikan menyeluruh jalan provinsi di Sungaibahar sepanjang 28,28 kilometer, lanjut Dodi, setidaknya dibutuhkan anggaran sebesar Rp119 Miliar.
Baca juga:
Tahun 2017 ini, ujar Dodi, Pemerintah Provinsi Jambi menyediakan anggaran senilai Rp32 Miliar, untuk perbaikan jalan dengan konstruksi rigid beton sepanjang 4 kilometer di ruas jalan kawasan tersebut.
Direncanakan, perbaikan jalan dengan konstruksi rigid beton akan dilakukan secara bertahap selama 3 tahun.
“Menjelang itu, Dinas PU juga terus melakukan pemeliharaan jalan dengan penanganan darurat menggunakan material dan alat berat di bidang Alkal,” katanya.
Lihat ini:
Kepala Bidang Marga Dinas Pekerjaan Umum Budi, mengatakan, pihaknya bersama bidang Alkal PU telah melakukan pantauan ke lokasi. Tim Alkal, lanjut dia, telah melakukan tindakan perawatan jalan sejak 27 Maret 2017 lalu.
“Informasi dari tim Alkal, mereka telah melakukan perawatan jalan. Setidaknya 3 fleed (paket alat berat) telah diterjunkan ke lokasi sejak 27 Maret 2017 lalu dan terus bekerja. Namun cuaca yang tidak mendukung, membuat perawatan belum maksimal. Tapi alkal akan terus bekerja,” ujar Budi.
Dodi Irawan mengatakan, salah satu penyebab kerusakan parah jalan di lokasi tersebut, karena banyaknya truk yang mengangkut beban di luar tonase.
“Truk sawit yang melewati jalan ini banyak yang melebih tonase, bahkan ada yang mengangkut sawit sampai 34 ton. Sementara konstruksi jalan ini hanya mampu menahan beban 8 ton,” kata Dodi.
Sebagai langkah untuk tindakan perawatan berkala, Dinas PU akan menggandeng 13 perusahaan perkebunan yang menggunakan jalan tersebut untuk berembug. Dan diharapkan menggelontorkan dana tanggungjawab sosial perusahaannya (csr) untuk perawatan jalan gawat darurat.
“Kami undang 13 perusahaan untuk mencari solusi atas jalan ini. Sebab mereka yang intensitasnya tinggi menggunakan jalan ini. Sehingga rusak parah begini. Sementara masyarakat hanya mendapat imbasnya saja,” ujar Dodi.
Kesepakatan yang akan dicapai dalam rapat dengan 13 perusahaan tersebut meliputi, anggaran perbaikan, perawatan, pengawasan dan pemeliharaan.
(Nurul Fahmy)