Warga Jambi yang Terjangkit Virus Zika Ternyata Bikin Dunia Kesehatan se Jagad Heboh

Inilahjambi, JAKARTA – Temuan virus Zika dalam tubuh pria 27 tahun asal Jambi awal tahun 2015 lalu menjadi bahan perbincangan, bukan saja di Indonesia tapi juga sampai ke luar negeri.

Sejumlah jurnal kesehatan dunia memuat hasil penelitian Lembaga Biologi Molekul Eijikman setelah sebelumnya dipublikasikan di jurnal Centre for Disease Control.

Dalam jurnal tersebut, seperti dikutip dari Sydney Morning Herald, dilaporkan telah ditemukan virus Zika dalam tubuh seorang pria berusia 27 tahun di Provinsi Jambi, Sumatera, Indonesia, setelah wabah demam berdarah menyerang kawasan tersebut pada Desember 2014 hingga awal 2015.

Temuan ini dinilai agak ganjil, sebab pria tersebut tidak pernah melakukan perjalanan ke luar negeri.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI, drg Oscar Primadi MPH, mengaku kementerian telah mengetahui kasus tersebut, dan meminta masyarakat waspada dengan cara melakukan pencegahan melalui pemberantasan sarang nyamuk.

Saat ini, menurut drg Oscar tim surveilans Kemenkes sudah bekerja. Mereka melakukan pengumpulan data terkait Zika sembari meningkatkan pencegahan penularan.

Sidney Herald Morning juga melansir kabar dari sebuah jurnal kesehatan, bahwa telah ditemukan seorang pria asal Australia berusia 27 tahun terinfeksi virus Zika setelah melakukan perjalanan ke Bali.

Saat di Bali, pria tersebut dikabarkan digigit monyet di Hutan Monyet Ubud. Meski dia juga digigit nyamuk selama di Bali, dDemikian dikutip dari Sydney Morning Herald.

Pria tersebut didiagnosis terinfeksi virus Zika akut saat dirawat di Royal Darwin Hospital. Laporan menyebut, pria itu mengeluh demam dan ada ruam di tubuhnya yang dialami tujuh hari setelah digigit monyet. Kasus ini dilaporkan dalam Southeast Asian Journal of Tropical Medicine and Public Health pada Mei 2015.

dr Herawati Sudoyo, MS, PhD dari Lembaga Biologi Molekul Eijikman mengetahui kasus itu dari laporan di jurnal internasional. Tapi memang perlu dipastikan apakah yang menularkan virus Zika tersebut adalah monyet atau nyamuk.

“Kasus dideteksi setelah tiba di Australia. Perlu dipastikan apakah karena digigit monyet, yang berarti ada Zika di monyet atau karena gigitan nyamuk. Karena dia kan digigit nyamuk juga,” kata dr Hera, Selasa 2 Februari 2016.

Pada 2013 dilaporkan pula seorang perempuan Australia berusia 52 tahun yang baru saja kembali dari Jakarta diketahui terinfeksi virus Zika. Perempuan tersebut mengalami tidak enak badan dan ruam setelah berlibur beberapa hari di Jakarta. Ia juga mengaku mengalami kelelahan, tidak enak badan dan sakit kepala.

Empat hari setelah gejala, muncul ruam yang diikuti dengan nyeri otot . Hasil analisis laboratorium menunjukkan pasien tersebut positif terinfeksi ZIKV. Sebelumnya dia salah diagnosis karena dikira demam berdarah dengue.

“Ada kemungkinan banyak kasus tidak terdiagnosis dengan baik {karena gejalanyanya ringan) atau salah diagnosis, paling sering dikira demam berdarah karena kesamaan klinis,” begitu diungkapkan dalam laporan American Journal of Tropical Medicine and Hygiene.

 
Siapa Pria 27 Tahun yang Terjangkit Virus Zila, ini Kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi?

 

Klik Selanjutnya

[nextpage title=”1″]

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Andi Pada mengakui ada warga Jambi yang terjangkit virus Zika setelah diteliti oleh Eijkman.

Eijkman, kata Andi, memang fokus melakukan penelitian demam berdarah di Jambi, terlebih setelah ditemukan virus tersebut.

“Sudah ditanya kepada penderitanya, dia dak pernah keluar negeri. Karena sebetulnya virus ini sudah ada sejak lama dan terdeteksi sebarannya di Amerika Latin. Untuk Indonesia sendiri baru di Jambi,” kata Andi Pada, dilansir tribun Jambi, Senin 1 Februari 2016.

“Kita minta masyarakat tidak resah, dan untuk tetap waspada dengan gejala demam ini, karna sebetulnya pencegahannya sama dengan nyamuk demam berdarah,” katanya.

Andi mengatakan, meski virus ini terdeteksi di Jambi, namun kasus Microchepaly belum ditemukan di Jambi,
“Belum ada kasusnya, karena itu juga bisa disebabkan faktor lain, sejauh ini belum ada kasus kelahiran microchepaly di Jambi,” tutupnya.

 

Baca juga:

 
(Olivia Admira)

Terima kasih telah membaca Inilahjambi.com. Cantumkan link berita ini bila Anda mengutip seluruh atau sebagian isi berita. Laporkan keluhan dan apresisasi Anda terkait konten kami ke email:[email protected]
SOROTAN