Senator Asal Jambi M Syukur Tolak Kereta Cepat Bandung-Jakarta; “Jambi Butuh Jalan, Tapi Tak Diberi Ruang”
Inilahjambi, JAKARTA -Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mencecar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno perihal pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung oleh konsorsium BUMN Indonesia dan China.
Anggota DPD asal Jambi M. Syukur salah satu yang menolak pembangunan itu. Menurut dia, tak adil bila pembangunan kereta cepat sepanjang 142 kilometer (km) berada di area Jakarta-Bandung.
Alasannya, daerah tersebut telah memiliki berbagai konektivitas seperti jalan tol, kereta, hingga lapangan udara sehingga bisa memicu kecemburuan daerah di luar Jawa.
“Di Jambi ada pasca gempa pemerintah tidak beri ruang sedikit pun buka hutan lindung untuk pembangunan jalan, sedangkan ini diberi akses, padahal akses ke Bandung juga banyak. Kami merasa tidak adil, di Bandung kan sudah ada semua, saya harap pemerintah kaji ulang,” ujar Syukur dalam rapat kerja dengan Menteri BUMN di Gedung DPD, Jakarta, Jumat 29 Januari 2016.
Mayoritas anggota senator Indonesia menanyakan kebutuhan akan kereta cepat bahkan tak sedikit yang menolak. Namun ada juga anggota DPR yang mendukung proyek High Speed Train (HST).
Anggota DPD dari Sulawesi Utara, Marhany Victor Poly Pua, menilai proyek kereta cepat memang belum diperlukan saat ini. Ia menyarankan alokasi investasi proyek kereta cepat yang mencapai US$ 5,5 miliar atau sekitar Rp 77 triliun lebih baik diarahkan ke luar Jawa yang memerlukan pembangunan infrastruktur transportasi.
“Kenapa nggak Rp 70 triliun ini nggak buat mereka. Buat konektivitas jalan. Saya minta dihentikan dulu. Dicek juga apakah ada mark up dalam investasi proyek ini,” kata Marhany.
Namun ada anggota senator asal Kepulauan Riau, yang mendukung proyek kereta cepat.
“Sangat tepat proyek ini, saya kelahiran Jakarta. 30 tahun lalu wacana MRT tapi nggak jadi, akibatnya macet (baru dibangun). Sekarang pemerintah meyakinkan kita semua,” tuturnya.
(Olivia Admira)