Zola: Manajerial RSUD Raden Mattaher Harus Dievaluasi

Zumi Aola saat di RSUD Raden Mattaher Jambi 18/2/2016

 

 

 

 

Inilahjambi, JAMBI- Gubernur Jambi Zumi Zola menegaskan manajerial Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher harus dievaluasi.

Hal tersebut dikemukakannnya baik kepada jajaran RSUD Raden Mattaher maupun kepada para wartawan yang mewawancarainya dalam kunjungan dan peninjauan di RSUD Raden Mattaher, Kamis 18 Februari 2016.

Dalam peninjauan ke RSUD Raden Mattaher tersebut, gubernur melihat perawatan beberapa pasien, meninjau beberapa ruangan, meninjau apotek, melihat beberapa peralatan medis dengan teknologi canggih, meninjau gedung baru rumah sakit yang masih dalam proses pembangunan, sampai membesuk dr. Hanif, salah seorang dokter RSUD Raden Mattaher yang sedang dirawat karena sakit. Zola juga mengadakan dialog singkat dengan jajaran manajemen dan beberapa orang dokter RSUD Raden Mattaher.

“Saya banyak mendengar keluhan tentang pelayanan di rumah sakit ini. Oleh karena itu, saya datang hari ini, duduk bersama para dokter, untuk menerima keluh kesah mereka. Pada intinya, keluh kesah ini, kita carikan solusi, untuk dapat meningkatkan pelayanan, khususnya kesehatan kepada masyarakat. Saya sudah berpesan, jangan ada lagi masyarakat, calon pasien, lambat ditanganinya, atau apotek tidak ada obatnya. Tadi, untuk demam berdarah saja tidak ada obatnya, padahal ini kan penyakit yang setiap tahun ada, apalagi di musim hujan seperti ini,” ungkap Zola.

Jadi, dimanajemennya ini harus dievaluasi, dan saya minta juga masalah pelayanan, masalah pengaturan dananya, masalah pelayanan dari para dokter dan para perawatnya. Silahkan, siapa yang memang bagus, memang itu yang dibutuhkan oleh masyarakat, kalau tidak, kalau dia malas, buat apa dia ada di sini. Karena buat apa banyak pegawai di sini tetapi tidak bermanfaat. Kalau kita bisa saving dari dan tenaga kerjanya misalnya, dana itu bisa kita gunakan untuk yang lain, sehingga obat ada, ujar Zola

Tadi ada dokter mengatakan bahwa peralatan kerja yang kecil-kecil aja tidak ada di sini, seharusnya ini yang menjadi prioritas. Kebijakan seerti ini yang akan dirubah, lebih pada pelayanan kepada masyarakatnya. Saya juga melihat, kita sudah ada pembangunan gedung yang megah, oke itu kita lanjutkan, tetapi akan saya rubah, prioritas lebih pada apa yang dibutuhkan para dokter ini ketika merawat, misalkan melakukan operasi. Apa yang dibutuhkan, jangan sampai nanti kita merujuk ke tempat lain, terang Zola

Ini rumah sakit provinsi, kebanggan kita, maka jadikanlah kebanggan itu menjadi pelayanan yang terbaik yang bisa kita berikan kepada masyarakat. Jadi, saya tidak mau ada lagi laporan bahwa rumah sakit ini lambat melayani masyarakat. Rumah sakit ini tidak punya obat, saya tidak mau dengar itu lagi. Kalau ada seperti itu, saya akan cari tau siapa, nanti akan saya tindak, tegas Zola.

Ketika ditanya tentang pembangunan gedung yang baru di RSUD Raden Mattaher, Zola menyatakan bahwa dirinya menyambut baik pembangunan gedung baru di rumah sakit tersebut, namun dia menekankan bahwa yang harus dibenahi adalah yang paling prioritas, seperti peralatan yang dibutuhkan paramedis dalam menjalankan tugasya dalam mengobati pasien. Tadi kan para dokter mengatakan masih banyak butuh fasilitas untuk menunjang kinerja beliau-beliau itu, itu yang seharusnya menjadi fasilitas. Primer, sekunder, tersier, itu mesti dibagi, mana yang jadi prioritas, sekarang primernya dulu, baru nanti kita naik, dan seterusnya naik lagi (sekunder dan tersier), jelas Zola.

Saat ini, kamar untuk perawatan pasien tidak kurang, tidak kurang jumlahnya, tetapi, fasilitasnya, kondisinya yang tanda tanya, belum dapat dimaksimalkan. Itu sudah saya tegur tadi. Tolong, siapapun yang bertanggungjawab terhadap ini, cepat selesaikan. Kalau tidak bisa digunakan, kita rugi, lebih rugi lagi masyarakat. Tidak bisa seperti itu, tutur Zola.

Menaggapi tenggat waktu evaluasi, Zola mengemukakan,Evaluasi kan sudah ada aturannya, dari BPK dan sebagainya pertanggungjawabannya bagaimana, kita ikuti aja, kalau saya maunya secepatnya. Karena pelayanan kesehatan masyarakat berhubungan dengan nyawa manusia, tegas Zola.

Zola juga meminta jajaran RS Raden Mattaher untuk menggunakan kriteria Ombudsman untuk pelayanan kepada masyarakat.

Yang jelas pelayanan dan manajerial RS Raden Mattaher harus ditingkatkan. Kalau memang menjadi kebanggaan Provinsi Jambi, maka jadilah kebanggan Provinsi Jambi dengan bekerja keras., ujar Zola.

Sebelumnya, dalam dialog dengan jajaran pimpinan dan beberapa orang dokter RSUD Raden Mattaher, Zola mengungkapkan bahwa dia memutuskan untuk turun kelapangan yang pertma sekali sebagai Gubernur Jambi adalah untuk melihat RS Raden mattaher, karena di rumah sakit inilah salah satu harapan besar untuk melayani masyarakat.

Zola juga mengungkapkan, saat dirinya masih Bupati Tanjung Jabung Timur, dia sering datang ke RS Raden Mattaher, melihat pasien-pasien yang dirujuk dari Tanjung Jabung Timur, begitu pula saat sosialisasi calon Gubernur Jambi, juga sering datang ke RSUD Raden Mattaher. Dalam catatan saya, RS Raden Mattaher ini dan RS Bungo menjadi harapan besar masyarakat kita, sebagai rujukan dari RS kabupaten/kota di Provinsi Jambi, tutr Zola.

Zola menyatakan, dirinya datang untuk memberikan kesempatan untuk berdialog kepada para medis, serta menegaskan bahwa pelayanan, baik dari sisi tenaga media maupun dari sisi fasilitas harus ditingkatkan.

Zola membeberkan, dia aktif di media sosial. Saya aktif di twittter, saya aktif di instagram, itu sengaja untuk menampung aspirasi dan keluhan masyarakat, nomor telepon saya juga sering disms. Saya minta, calon pasien bisa segera ditangani, jangan berlama-lama. Saya juga sengaja datang ke bagian obat, itu juga sering sekali mendapatkan keluhan karena obatnya tidak ada. Contohnya tadi, obat DBD (demam berdarah tidak ada), jelas Zola.

Dikatakan oleh Zola, dia mendapatkan laporan bahwa jumlah pegawai di RSUD Raden Mattaher sangat banyak, baik PNS maupun tenaga honornya. Pertanyaaan saya, apakah itu semua dibutuhkan. Oke, kalau memang dibutuhkan silahkan. Pertanyaan selanjutnya, apakah kinerjanya bagus atau tidak, rajin atau malas. Kalau bapak Ibu malas-malasan, bukan di sini tempatnya karena kerja di rumah sakit ini adalah untuk melayani masyarakat. Tolong bantu saya karena selama ini banyak keluhan terhadap rumah sakit ini, padahal rumah sakit ini haruslah menjadi kebanggan Provinsi Jambi, tegas Zola.

Kalau ada yang kurang, diautokririk, mengkrieik diri sendiri, kalau tidak bisa mengkritik diri sendiri, saya yang akan mengkritik, karena itu kewajiban saya. Seperti tekad kami dengan pak Fachrori Umar, mejadikan Jambi lebih baik, ini salah satunya, harus signifikan perubahannya, lanjut Zola.

Zola mengemukakan, dia mengambil kebijakan menanggapi keluhan tentang penginapan dari masyarakat yang penyakitnya tidak bisa di-handle di Jambi dan dirujuk ke Jakarta. Kalau dirujuk ke Jakarta kan, pasti berat penyakitnya, pasti lebih dari 3 hari. Saya punya program, dengan surat rujukan dari rumah sakit, mereka bisa menempati Mess Perwakilan Pemerintah Provinsi Jambi di Jakarta. Gunakan itu. Dengan demikian, masyarakat (pasien) terbantu dan Perwakilankita akan lebih bermanfaat, tutur Zola.

Zola sangat menekankan pentingnya evaluasi terhadap jumlah tenaga kerja di RS Raden Mattaher. Saya berpesan, tolong dievaluasi seluruh tenaga kerja di rumah sakit berdasarkan yang paling muda (absensi), rajin atau tidak. Kalau tenaga honor silahkan dilepas, kalau tidak bisa bekerja dengan baik. Kalau PNS, laporkan kepada saya dan akan saya tindak. Semua yang ada di sini harus punya panggilan nurani untuk melayani masyarakat, memang berat, tidak mudah, tetapi harus melayani masyarakat yang sakit, pungkas Zola.

 
(Zalman/Humas Prov Jambi)

Terima kasih telah membaca Inilahjambi.com. Cantumkan link berita ini bila Anda mengutip seluruh atau sebagian isi berita. Laporkan keluhan dan apresisasi Anda terkait konten kami ke email:[email protected]

Tinggalkan Balasan

SOROTAN