Balihonya Dirusak di Sarolangun, Haris : Mungkin Ada yang Mau Adu Domba
Baliho-nya Dirusak, Haris : Mungkin Ada yang Mau Adu Domba
Inilahjambi – Baliho bakal calon Gubernur (Bacagub) Jambi Al Haris, dirusak pada Rabu 22 Januari 2020 malam. Al Haris menanggapi santai insiden ini.
BACA JUGA : Didukung Bupati Kerinci, Al Haris Juga Kantongi Restu Murasman dalam Pilgub Jambi 2020
Menurut Wo Haris, perusakan baliho ini tak perlu dibesarkan. Apalagi sampai terjadi ketengan di antara tim-tim kandidat lain.
“Kecewa ada, sedih ada, tapi ya sudah terjadi. Intinya, tak perlu dibesar-besarkan. Tim harus tetap santun dalam berpolitik, itu saja,” ungkap Wo Haris, Kamis 23 Januari 2020 dilansir Jambiseru.com media partner Inilahjambi.com.
Haris tidak menuduh siapa dalang perusakan sekian banyak baliho-nya di Kabupaten Sarolangun. Namun, ia menduga ada pihak tak bertanggungjawab yang ingin merusak hubungan diri dan timnya dengan kandidat lain.
BACA JUGA : Dukung Fasha, Tingggalkan CE, Ketua PPP Jambi Takut Periuk Nasinya Terguling, Berapa Maharnya?
“Mungkin ada yang mau adu domba. Kalau kita, tetap berpolitik santun, seperti yang diajarkan Pak HBA,” jelasnya.
Terpisah, Muhammad Syafi’I, Koordinator Tim Pemenangan Wo Haris Kabupaten Sarolangun, membenarkan bahwa telah terjadi perusakan secara masif baliho Al Haris di Kabupaten Sarolangun.
Meski begitu, ia dan tim Wo Haris tak ambil pusing. Apalagi dengan perusakan itu, katanya, menandakan bahwa Wo Haris dinilai kuat oleh kandidat lain sehingga harus dilemahkan dengan cara merusak balihonya.
“Alhamdulillah Wo Haris dinilai kuat. Bersukur saja. Toh orang yang dizolimi pada akhirnya akan dibela rakyat dan Allah SWT,” tutur mantan anggota DPRD Sarolangun ini.
Menyikapi persoalan perusakan baliho secara masif itu, Safi’i menerapkan langkah Wo Haris. Yakni, tetap sabar dan terus berbuat untuk masyarakat Sarolangun.
BACA JUGA : Aksi Nekat Ulfa Pebalap Berhijab Asal Jambi yang…
“Kalau dirusak, ya, pasang lagi. Nanti kita akan kita pasang lebih banyak lagi,” bebernya.
Safi’i menilai bahwa masyarakat memilih bukan karena baliho. Masyarakat memilih karena sosok orang yang dipilihnya. Sudah tepat atau tidak pilihannya di hati, kalau tepat, tentu akan dipilihnya pada Pilgub September nanti.
“Pilihan ada di hati, bukan di baliho. Itu saja,” tutupnya.