Kasihan, Dampak Kabut Asap di Jambi Sebabkan Penciuman Orang Buta ini Lumpuh
Inilahjambi, KOTA JAMBI – Dampak kabut asap yang melanda Jambi dan kota-kota lainnya, juga dirasakan oleh penyandang disabilitas.
Gara-gara kabut asap, penciuman seseorang yang matanya buta, ikut-ikutan jadi lumpuh. Dia bahkan tidak dapat lagi mencium bau tubuh manusia untuk mengidentifikasi siapa yang ada dihadapannya.
“Semuanya sudah bau asap, sehingga orang tersebut tidak dapat lagi mencium bau tubuh temannya. Padahal, satu-satunya indera yang diandalkannya untuk mengenali manusia disekitarnya adalah penciuman,” kata Ricky Manik, Ketua Panitia Pelatihan Menulis Cerpen, Bengkel Sastra, Kantor Bahasa Provinsi Jambi, Senin 26 Oktober 2015.
Diceritakan Ricky, kisah orang buta tersebut didapat dari hasil observasi sejumlah siswa yang mengamati dampak kabut asap di Kota Jambi, sejak beberapa hari lalu.
“Para siswa hari ini sudah mulai menulis cerita pendek, setelah melakukan observasi di lapangan terkait dampak kabut asap dari perspektif mereka masing-masing. Salah satu kelompok, mendapatkan kisah yang menarik, yakni orang buta yang indera penciumannnya juga jadi lumpuh karena kabut asap,” papar Ricky.
Pelatihan Menulis Cerpen yang dibimbing oleh Sastrawan Gus Tf Sakai dan Agus Hernawan di Kantor Bahasa Provinsi Jambi, diikuti oleh 93 siswa dari berbagai SMA sederajat di Jambi.
Berita terkait:
- Gus Tf Sakai dan Agus Hernawan Beri Pelatihan Menulis Cerpen di Kantor Bahasa Jambi
- Puluhan Siswa SMA di Jambi Akan Observasi Dampak Kabut Asap
Dalam pelatihan penulisan cerita rekaan ini, para pembimbing mengarahkan para siswa untuk mengambil tema-tema dan kisah-kisah yang benar-benar terjadi. Sehingga cerita yang dituliskan bukan berdasarkan imajinasi semu si pengarang belaka.
“Memang, kami menitikberatkan pada observasi lapangan. Setelah diberi pengarahan di dalam ruangan oleh pembimbing, mereka disuruh terjun langsung ke lapangan, guna mengamati hal-hal yang menarik disekitar mereka. Hasil pengamatan itulah yang menjadi topik cerita yang akan mereka tuliskan jadi karya sastra,” sebut Ricky lagi.
Berita-berita terkait kabut asap klik disini:
Sebenarnya, lanjut Ricky, banyak tema yang bisa diangkat sebagai bahan cerita pendek, namun para pembimbing sepertinya sengaja mengarahkan para siswa untuk mengamati situasi yang relevan dengan kondisi saat ini, yakni dampak kabut asap.
“Hari ini, Selasa 27 Oktober 2015, mereka (para siswa) sudah mulai masuk ke tahap penulisan. Banyak hal menarik yang mereka dapatkan di lapangan. Salah satunya soal orang buta itu. Akan lebih menarik jika nanti dikemas menjadi karya sastra (cerita pendek) yang lengkap dengan latar belakang, alur dan ending kisah tersebut,” ucapnya.
Dikatakan Ricky, pelatihan penulisan cerpen ini tetap dibimbing langsung oleh nara sumber Gus Tf Sakai dan Agus Hernawan. Mereka tetap mengawasi bagaimana siswa mengemas ide cerita, teknis penulisan, seperti tanda baca dan EYD.
Baca juga:
- Jurnalis Belarusia Svetlana Alexievich, Dinobatkan Sebagai Peraih Nobel Sastra 2015
- 17 Sastrawan Seminarkan Makalah dalam Pekan Sastra se-Sumatera di Jambi
(Nurul Fahmy)