Menguak Tren Kecantikan Pria Metroseksual

Pria Metroseksual

Ilustrasi Pria Metroseksual/net

Inilahjambi – Tampilan rapi dengan kemeja super halus, aroma tubuh wangi, wajah mulus, dan tatanan rambut trendi, inilah sebagian gambaran pria-pria pesolek yang menjadi tampak berbeda dari pria-pria kebanyakan.
Tak hanya itu saja, kini pria pria sudah tak ragu lagi menggunakan make-up dalam keseharian mereka.

Jika Anda membuka YouTube dengan kata kunci ‘Tutorial Make-up Pria Sehari-hari’, Anda akan menemukan sederet pilihan tutorial make-up bagi pria. Mulai dari make-up sederhana hingga make-up pesta.

Dahulu, pria yang rutin memakai make-up setiap hari akan dianggap aneh. Namun, kini berbeda. Blogger kecantikan pun kini tidak hanya wanita tapi juga pria, misalnya seperti James Charles dan Manny Gutierrez. Bahkan Giorgio Armani mengeluarkan lini kecantikan Him and Her.

Pria yang sangat memperhatikan penampilannya disebut metroseksual. Tren metroseksual sudah mulai muncul lima tahun belakangan, ini sejalan dengan kecenderungan mereka untuk lebih memperhatikan perawatan dan penampilan tubuh.

Tren ini booming sejak salah satu majalah fashion di Inggris menobatkan David Beckham sebagai trendsetter pria metroseksual.

Mantan kapten kesebelasan nasional Inggris ini memang banyak diulas oleh media. Ia juga disebut-sebut sebagai simbol lelaki berpenampilan feminin yang banyak menarik perhatian.

Sebagai atlet, yang identik dengan otot dan keringat, gaya Beckham memang berbeda. Mereka telaten merawat tubuhnya dan bergaya dengan rambutnya.
Tak hanya itu, para pria metroseksual ini menggunakan krim kecantikan khusus dan pakaian merek butik ternama.

Metroseksual dipelopori selebriti dunia
Tak hanya David Beckham, tren metroseksual ini juga dipelopori oleh selebriti Korea Selatan, para K-Pop, dan beberapa band musik punk, yang mengunakan make-up saat tampil di panggung atau dalam keseharian.

Menurut Andrew Parker, guru besar sosiologi Warwick University, tren metroseksual mengubah perilaku yang selama ini dianut banyak lelaki di dunia.
“Mereka menantang pemahaman banyak orang tentang kejantanan,” ujar Parker seperti dikutip The Age.com dalam viva.co.id.

Misalnya, tentang pakaian dan perhiasan seperti apa yang pantas dikenakan oleh seorang pria. Menjaga penampilan, merawat tubuh, termasuk mendandani tubuh dengan perhiasan dan kosmetik, sebenarnya bukan gaya baru.

Tren kaum berduit yang semakin berkibar dengan munculnya Beckham dan beberapa selebriti dunia, menurut Simpson, pada awalnya banyak dianut kaum gay. Belakangan, kegemaran ‘berdandan’ dan merawat tubuh itu banyak dianut dengan alasan kesehatan dan tuntutan profesi.

Di Indonesia sendiri tren ini sudah terlihat, Aldo Akira salah satu Make-up Artis ternama mengatakan demikian. Menurutnya saat ini banyak kaum pria yang ‘melek make-up’.
“Saya banyak memiliki klien make-up pria mulai dari pejabat, pengusaha, artis, umumnya mereka semua mau dirias biasanya untuk keperluan khusus,” ujar Aldo.

Tak hanya itu, selebriti Indonesia pria juga banyak yang melek make-up, misalnya dalam akun instagramnya @Aldoakira yang banyak dari kalangan selebrtiti pria.

“Beberapa selebriti Tanah Air banyak yang melakukan make-up tatto seperti sulam alis, sulam bibir dan itu sah-sah saja asal pede dan dilakukan di tempat yang bermutu dan terpercaya,” ujarnya.

Selain itu, ia menambahkan bahwa banyak yang sudah mengerti tentang make-up dan kebersihan diri sehingga mereka nyaman dengan sebutan metroseksual.

Alasan pria datang ke klinik kecantikan
Merebaknya tren metroseksual ini juga ditandai dengan maraknya penggunaan media sosial yang memengaruhi pandangan masyarakat akan penampilan yang cantik atau menarik.

Menurut penuturan Dr Adri Dwi Prasetyo, seorang ahli dermatologi, pada 5-10 tahun lalu, pasien yang datang ke dokter estetika didominasi usia 40-50 tahun. Tapi sekarang, pasien yang datang semakin muda usianya.

“Banyak pasien yang datang berusia di bawah 20 tahun. Bahkan ada yang masih berseragam SMA. Yang paling ekstrem ada juga yang masih SMP,” ujarnya seperti dilansir dari viva.co.id beberapa waktu lalu.

Adri membenarkan bahwa dorongan kebutuhan dan tren yang menjadi alasan utama para pasien datang ke dokter estetika. Tidak sedikit pula pasien muda yang datang dengan alasan ingin mengubah penampilan seperti foto yang dilihatnya di Instagram. Mereka melihat foto-foto para selebriti yang cantik dan terdorong ingin memiliki penampilan yang sama.

Meski demikian, tidak semua pasien muda datang karena pengaruh media sosial. Adri sendiri pernah melakukan tindakan pada anak usia 12 tahun karena satu kasus spesial.

Anak tersebut memiliki bentuk hidung rata yang hampir tidak terlihat. Karena bentuk hidungnya itu, dia menjadi bahan bullying di sekolah dan ibunya pun memutuskan untuk meminta pertolongan dokter estetik. Namun, karena anak ini tidak ingin dioperasi, maka tindakan yang dilakukan Adri adalah menyuntikkan filler.

Hasilnya, hidung si anak bisa terlihat normal dan dia tidak menjadi bahan bullying lagi. Aktivitas belajarnya pun menjadi lancar kembali.
Selain usia pasien yang datang ke klinik kecantikan lebih muda, saat ini juga banyak pria yang mulai memperhatikan penampilan mereka. Meski wanita masih mendominasi secara jumlah, tapi Adri mengakui ada peningkatan jumlah pasien pria yang mulai menjalani perawatan kecantikan.

“Semakin banyak pria yang tidak lagi malu datang ke klinik kecantikan. Penyebabnya karena dua hal, tren dan kebutuhan,” ujar Adri.
Saat ini tren metroseksual memang memengaruhi bagaimana pria berpenampilan. Ditambah lagi dengan munculnya pria-pria Korea yang memiliki wajah putih mulus dan membuat pria menginginkan penampilan yang seperti itu. Selain itu, banyak pria juga yang tidak ingin merasa kalah dari penampilan istri yang melakukan perawatan kecantikan dengan rutin.

Make-up pria dan wanita berbeda
Meskipun menggunakan kosmetik, namun para pria metroseksual ini tidak selalu menggunakan make-up wanita. Ada beberapa pakem tertentu bagi pria dalam ber-make-up.

“Produk make-up pria dan wanita beda, namun yang perlu diperhatikan teknik make-up-nya mesti dibuat yang serba matte dan produk yang digunakan enggak berlebihan,” ujar Aldo seperti dilansir dari viva.co.id.
Tidak seperti wanita yang menggunakan banyak warna, para pria memilih make-up natural.

“Saat merias pria, saya jarang memakai foundation. Biasanya hanya pelembap wajah yang bikin matte lalu langsung bedak tabur,” ujarnya.
Ia mengatakan jika berlebihan maka akan terlihat too much makeup. Alis pun hanya disikat memakai kuas alis atau maskara yang sudah kering.

Lip matte warna bibir dikatakannya wajib karena jika ber-make-up tanpa lip matte maka wajah malah akan tampak sekali ber-make-up. Kemudian juga ia menghindari penggunaan lip gloss.

Soal make-up pria, Amore Pacific salah satu perusahaan kosmetik terbesar di Korea Selatan mengakui bahwa jumlah pria yang menggunakan produk perawatan kulit dan make-up cenderung meningkat.

Diprediksi bahwa pria Korea Selatan akan menghabiskan sekitar US$850 juta untuk produk kecantikan dalam setahun.Produk yang digunakan tak terbatas hanya pada produk pria, namun produk dasar make-up seperti concealer, foundation, maskara, eye shadow, pensil alis dan BB krim menjadi salah satu produk yang populer di kalangan pria.

Pria-pria Korea Selatan yang hobi berdandan
Istilah Flower Men sangat populer di Korea. Flower Men atau artinya adalah pria-pria yang sangat tampan dengan wajah yang sempurna. Flower Men sendiri sering diidentikkan dengan pria yang sangat menjaga wajahnya. Mereka macho, tetapi menjaga keindahan wajah dengan berbagai perawatan dan make-up.

Para flower man ini didominasi para aktor dan bintang K-Pop Pria yang digandrungi di seluruh dunia, diketahui mereka menggunakan make-up dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sehingga hal tersebut sedikit banyak berpengaruh terhadap berkembangnya penggunaan produk kecantikan pada pria di seluruh dunia.

Korea Selatan adalah ibu kota make-up pria di dunia. Negara ini memiliki pasar terbesar untuk perawatan kulit pria daripada di tempat lain-meskipun hanya ada sekitar 19 juta pria di Korea Selatan.

Dilansir oleh beyondhallyu.com dalam viva.co.id, tren make-up pria diawali sejak tahun 1990-an. Pergeseran gender terjadi ketika pemerintah Korea Selatan melonggarkan larangan barang budaya dari Jepang. Ini mengekspose pria Korea Selatan dengan standar dan gagasan kecantikan pria yang berbeda.pria Korea Selatan sekarang beralih ke perawatan kulit dan bahkan make-up untuk meningkatkan citra mereka.

Sejak itu, penjualan kosmetik untuk pria dan perawatan kulit pria sedang meningkat. Dan memunculkan pasar produk kecantikan pria. Menurut riset pasar Euromonitor International, pada 2011 pria Korea Selatan menghabiskan sekitar 493 juta dolar untuk perawatan kulit.

Angka masif ini menyumbang hampir 21 persen dari penjualan global pada tahun itu. Dari perkiraan populasi pria, 19 juta pria di Korea Selatan, diperkirakan setidaknya 1 dari 10 pria menggunakan make-up pakai, dan jumlah ini cenderung meningkat.

Militer Korea Selatan juga ber-make-up
Industri make-up juga ternyata merambah ke militer di Korea Selatan. Amore Pasific juga mengeluarkan krim untuk digunakan pria wajib militer selama 2 tahun.

Para pria wajib militer tersebut juga mengakui bahwa mereka menggunakan krim pelindung seperti BB Krim karena sifat SPFnya saat mereka berada di bawah sinar matahari selama masa militer mereka.

Selain itu, prajurit bukan satu-satunya yang memakai make-up dalam karir profesional mereka. Korean Air mengadakan kelas make-up tahunan pria untuk semua staf pria mereka di Bandara Internasional Incheon.

 

 

(Sumber: viva.co.id)

Terima kasih telah membaca Inilahjambi.com. Cantumkan link berita ini bila Anda mengutip seluruh atau sebagian isi berita. Laporkan keluhan dan apresisasi Anda terkait konten kami ke email:inilahjambi@gmail.com

Tinggalkan Balasan

SOROTAN