Miris, Nenek Usia 100 Tahun di Sampang, Jawa Timur ini Hidup Sebatang Kara di Gubuk Nyaris Ambruk
Inilahjambi, SAMPANG – Di tengah gegap gempita pembangunan di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, ternyata banyak kaum papa yang terlantar. Dan, mungkin tidak terpantau pemerintah setempat. Hidup mereka hanya tergantung dari belas kasihan warga setempat. Tanpa berdaya menghadapi kehidupan keras.
Salah satu dari sekian banyak kaum papa yang terkesan tidak di pedulikan dan terkesan ada pembiaran, dia adalah nenek Maliha (100), warga Dusun Gelisan, Desa Torjun, Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Selain hidup sebatang kara, ia tidak memiliki rumah.
Sehingga, terpaksa menumpang di gubuk milik warga sekitar yang kondisinya nyaris ambruk.
Nenek Maliha mengaku pasrah ketika tiba-tiba tempat tinggal yang ia tempati ambruk. Ia tidak bisa berbuat banyak. Karena selain sudah tidak punya suami dan anak, ia tidak memiliki harta benda.
Bahkan, untuk makan sehari-hari, nenek tersebut mengandalkan pemberian dari warga sekitar. “Engkok tak andik pasapah cong, gun koro odik kadibik (Saya tidak punya siapa-siapa, hanya hidup sendirian),” tuturnya dengan berbahasa Madura, seperti dikutip dari beritajatim, Sabtu 26 Desember 2015.
Nenek Maliha mengaku, selama hidup ia belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah. “Tak oning cong, tak toman ole bentoan (enggak tahu nak, tidak pernah mendapatkan bantuan),” imbuhnya.
Ditanya apa yang dilakukan ketika sakit? Nenek Maliha kembali berujar jika dia hanya bisa pasrah. Karena ketika ingin berobat lagi-lagi ia tidak berdaya karena terbentur keterbatasan biaya. Ia mengaku jika sebelumnya pernah pingsan dan tergeletak di halaman rumahnya.
Sementara itu, menurut Siti, salah satu guru yang mengajar di Sekolah SDN Torjun II, prihatin dan tidak tega melihat kehidupan nenek Maliha. Karena rumah nenek Maliha berdekatan dengan sekolah dia mengajar, setiap hari ia membawakan makanan untuknya.
“Kalau soal makan sehari-hari terkadang ada warga dan sejumlah guru yang peduli membawakan makanan. Namun, yang kami khawatirkan kondisi rumahnya yang nyaris ambruk, apalagi sekarang menghadapi musim hujan. Jadi berharap ada perhatian dari pemerintah sebelum semuanya terlambat,” pungkasnya.
(budhiono)