Seorang Pemuda Ditemukan Tewas Gantung Diri di Bungo
Seorang Pemuda Ditemukan Tewas Gantung Diri
Baca juga:
- RSUD Abdul Manap Kota Jambi Terlantarkan Pasien Korban Gempa Palu-Donggala?
- Ditelepon Anggota TNI dari Donggala, Walikota Syarif Fasha Bantu Pemulangan Warga Jambi Korban Gempa
Inilah Jambi – Seorang pemuda ditemukan tewas gantung diri di rumahnya, peristiwa ini mengagetkan warga pasar atas atau pasar Bungur Muara Bungo, Kelurahan Batang Bungo RT 03/RW 01, Kamis (11/10).
Melansir dari laman media indikator.id, almarhum bernama Alif (18), dimana bekerja sebagai petugas kebersihan.
Ketua RT setempat, Indra Gulana mengatakan bahwa mendapat kabar kejadian tersebut pada pukul 04.30 WIB.
“Tadi pagi waktu jam setengah lima, ada warga ngedor pintu, kebetulan orang rumah jugo bangun, katonyo ado orang meninggal gantung diri. Langsung sayo lihat rumahnya,” ujar Indra.
“Ketika di cek, posisi mayat sudah dibawah (terbaring), udah dibantu kakaknyo. Cuma ado bekas tali gantungan di leher,” sambungnya.
Selain itu, Indra mengatakan domisili orangtua almarhum Alif di Padang.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian. Akan tetapi, korban telah dibawa ke RSUD H Hanafie Muara Bungo untuk dilakukan visum.
(*/)
Baca juga:
Usman Ermulan Kunjungi Korban Gempa dan Tsunami Palu di RSUD Abdul Manap
Inilah Jambi – Mantan Bupati Tanjung Jabung Barat dua periode, H Usman Ermulan menjenguk korban gempa Palu yang dirawat di Rumah Sakit Abdul Manap Kota Jambi pada Kamis 11 Oktober 2018.
Mantan Staf Khusus Menteri/Kepala Bappenas RI itu, mengaku turut prihatin dengan kondisi korban jiwa yang selamat itu.
“Korban itu trauma sekali dengan kejadian bencana itu, semoga korban tabah menghadapi cobaan ini. Serta iberikan kesembuhan dan tetap semangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari ,” kata Usman.
Usman juga mengatakan, ia masih mencari informasi warga Jambi yang masih berada di Sulteng untuk dipulangkan ke kampung halaman. Usman sendiri siap mengumpulkan dana sumbangan masyarakat.
“Kita siap membantu untuk mencari ongkos keberangkatan, dengan kawan-kawan,” tegas Usman.
Korban yang dijenguk, Salmah, mengatakan, rasa syukurnya tiba di Jambi bertemu kembali dengan pihak keluarga. Ia memastikan diri untuk menetap selamanya di Mendahara Tengah dan tak ingin pagi ke Palu karena trauma dengan kejadian bencana itu, dikhawatirkan akan terjadi.
“Usaha apa saja yang penting bisa untuk makan,” katanya.
Untuk diketahui, gempa bumi dan tsunami di Sulteng yang menyebabkan lebih seribu warga meninggal dunia, dari 2 ribu lebih lainnya terluka, dan 70 ribu lebih jiwa mengungsi.
(*/)