Tidak Maju di Pilkada Merangin, Syukur Tulis Ini Untuk “Kami Bang Syukur”

Inilahjambi – Tidak ikut serta dalam pertarungan memperebutkan kursi orang nomor satu di kabupaten Merangin, M.Syukur putra asli Merangin yang juga saat ini duduk di kursi anggota DPD RI Dapil Jambi meminta maaf kepada “Kami Bang Syukur” relawan dan tim yang mendukungnya untuk maju di pilkada serentak tersebut.

Permintaan maaf Syukur tersebut dituangkannya melalui surat terbuka bagi orang-orang yang telah mendukungnya di Kabupaten Merangin, redaksi inilahjambi.com yang menerima kiriman surat itu mencoba menjabarkan bahwa ke tidak ikutsertaannya merupakan pilihan yang sulit dan bukan bermaksud mengecewakan orang yang telah mendukungnya.

Menurut Syukur dalam surat itu, proses panjang dalam hal keikutsertaan di pilkada telah ia lalui, mulai dari silaturahmi, sosialisasi hingga konsolidasi ke partai pengusung dengan mengorbankan materi dan waktu yang ia miliki, namun dengan berat hati ia harus memutuskan untuk mundur dari pertarungan tersebut.

Inilah sejumlah petikan dan gambar surat terbuka yang di buat Syukur untuk tim pendukungnya yang di sapa Kami Bang Syukur :

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saudaraku, “KAMI BANG SYUKUR

Salam silaturahim saya sampaikan semoga kita dalam keadaan sehat serta sukses menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin.

Saudaraku sekalian, mewujudkan Merangin BARU adalah cita-cita bersama kita, harapan tersebut dapat kita wujudkan dengan cara merebut kekuasaan tertinggi di Merangin. Namun dalam perjalanannya, tidaklah semudah seperti yang kita pikirkan, ada banyak hal-hal yang bertentangan dengan prinsip perjuangan dan hati nurani kita.

Untuk dapat ikut dalam kontestasi pemilihan kepala daerah salah satunya harus melalui sarana partai politik, artinya harus melakukan lobi-lobi politik untuk dapat diusung dari parpol pemilik kursi di parlemen, saudaraku, usaha-usaha untuk mendapatkan dukungan partai tersebut sudah diupayakan secara maksimal, siang malam melakukan lobi-lobi politik untuk mendapatkan tiket maju menjadi bupati Merangin, segalanya sudah dikorbankan, baik materi, waktu dan tenaga untuk hal tersebut. Hal ini saya lakukan mengingat besarnya harapan dari saudaraku sekalian dan keinginan hati kecil saya untuk membangun Merangin.

Dari awal kita telah bersepakat untuk berjuang Bersama, bahu membahu dan tidak ingin terikat dengan kepentingan pemodal/investor, kita ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa masih ada calon bupati yang diusung secara sukarela untuk memimpin Merangin dengan tanpa beban, yang tidak terikat kepentingan apapun kecuali untuk kepentingan masyarakat Merangin.

Keinginan mulia saudaraku sekalian supaya kita dapat merebut kekuasaan dengan cara yang baik, dan tidak menghalalkan segala cara dihadapkan dengan realitas yang berbeda, kenyataan dilapangan kita dihadapkan dengan hal-hal yang bertentangan dengan prinsip perjuangan, dan hal tersebut sudah diatas kemampuan dan hati nurani kita. Pada titik ini saya dihadapkan kebimbangan antara memilih untuk tetap memegang prinsip perjuangan atau menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan tersebut.

Akhirnya saya memilih untuk tetap berpegang pada prinsip perjuangan, pilihan tersulit dalam hidup saya, sedih rasanya karena tidak dapat memenuhi harapan saudaraku sekalian. namun saya yakin bahwa jika dihadapkan dengan pilihan seperti ini, saudaraku juga akan memilih untuk memegang prinsip perjuangan.

Bupati bukan akhir dari perjuangan kita, saya yakin sesuatu yg di dapat dengan cara yg tidak baik maka hasil nya juga tidak baik, maaf kan aku saudaraku, saya tidak sanggup bertentangan dengan hati nurani saya, saya punya harapan yang besar untuk membangun merangin dan saya yakin merangin akan maju kalau di pimpin oleh pemimpin yang baik dan punya intregitas yang baik, saya ingin jadi bupati bukan menjadi pedagang yang sekedar mencari keuntungan. Ingin menjadi pemimpin yang tidak membeda-bedakan, serta ingin mewakafkan diri saya untuk masyarakat Merangin.

Saudaraku, dalam hidup saya banyak masalah yang membuat saya hampir terpuruk, bahkan hampir pada titik nadir, tapi hal tersebut tidak membuat saya lemah dan menyerah. Saya harus bangkit dan terus berjuang, bergitupun juga harapan saya kepada saudara semua dalam menghadapi berbagai masalah.

Dari hati yang paling dalam, saya mohon maaf tidak dapat memenuhi harapan dan keinginan seluruh tim, relawan, dan masyarakat yang mendukung saya. Yakinlah akan ada hikmah dibalik ini semua.

Wassalamualaikum, warahmatullahi wabarakatuh

Bangko, 08 Januari 2018

M. Syukur, SH.MH
Anggota DPD-MPR RI

 

 

(Olivia Admira)

Terima kasih telah membaca Inilahjambi.com. Cantumkan link berita ini bila Anda mengutip seluruh atau sebagian isi berita. Laporkan keluhan dan apresisasi Anda terkait konten kami ke email:[email protected]
SOROTAN