Taman Budaya Jambi Dimeriahkan oleh Pagelaran Seni Topeng Ireng
Pada hari Sabtu, 29 Juni 2024, Taman Budaya Jambi dipenuhi gemerlap seni dari pagelaran Topeng Ireng yang diselenggarakan dengan megah. Acara yang dikenal luas sebagai Kuda Lumping ini, sebenarnya pertunjukkan ini bernama Topeng Ireng, demikian disampaikan oleh Ketua penyelenggara Raden Edi Kuncoro. Menurutnya, Topeng Ireng bukan berarti topeng hitam, tapi sebuah akronim yaitu Toto Lempeng Iromo Kenceng. Topeng itu “To”nya toto, “Peng”nya untuk Lempeng, sedangkan ireng itu iromo kenceng. Jadi Topeng Ireng menggambarkan gerak simetris dan dinamis dalam pertunjukannya.
Asal usul Topeng Ireng sendiri berasal dari Jawa Tengah, tepatnya daerah Magelang dan sekitarnya, yang terletak di wilayah lima gunung berapi, seperti Merapi dan Merbabu. Awalnya, seni ini muncul sebagai latihan silat pada tahun 1930, namun kemudian berkembang menjadi pertunjukan seni dengan gerakan-gerakan yang mengelabui penjajah Belanda dengan menyamar sebagai gerakan tari.
Wagub Sani: Festival Keagamaan, Upaya Distribusi Pesan Perdamaian
Di jambi sendiri sudah ada festival kuda lumping yang diadakan oleh paguyuban Wisma Murti. Topeng Ireng dari sanggar Tunas Karya mendapatkan juara satu, dua kali berturut turut. Ciri khas Topeng Ireng disini pemainnya dirias sedemikian rupa dengan kostum dan unsur unsur lain. Jadi tidak hanya ada kuda dari anyaman bambu saja. Nah disini juga terdapat nuansa dayak, baik Dayak Kalimantan dan juga Dayak Amerika, ketua pelaksana menambahkan.
Pagelaran ini tidak hanya sekadar hiburan semata, melainkan juga mengandung unsur dakwah. Ketua penyelenggara menyampaikan bahwa tujuan utama dari acara ini adalah untuk memperkenalkan dan melestarikan seni kuda lumping serta mendorong masyarakat Jambi agar lebih aktif dalam kesenian. Menurutnya, acara ini merupakan bentuk apresiasi terhadap keberadaan seni Melayu Jambi dan diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk turut serta dalam melestarikan tradisi daerah. “Bukan untuk main kuda lumping ya, tapi bagaimana ikut mengembangkan dan melestarikan seni Melayu Jambi. Dan kami merasa tersanjung dan berterimakasih sebesar besarnya kepada Bapak Kepala Taman Budaya Eri Argawan. Sudah memberikan tempat untuk kami dan mengapresiasi kegiatan ini.”
Eri Argawan, Kepala Taman Budaya Jambi, menegaskan dukungan penuh dari institusi tersebut terhadap pengembangan kesenian tradisional. Taman Budaya Jambi secara aktif memfasilitasi berbagai komunitas seni dalam upaya memperkaya budaya lokal, tidak hanya dari Jambi tetapi juga dari berbagai daerah di Indonesia.
Dengan terselenggaranya pagelaran seni Topeng Ireng di Taman Budaya Jambi, diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam memperkuat identitas budaya Jambi serta menjaga keberagaman seni tradisional Indonesia.
Baca juga: Wagub, Tiga Amalan Jariah yang tidak pernah terputus