Balada Ratusan Lubang Nafkah Mematikan di Bawah Aliran Sungai Batang Masumai
Inilahjambi – Akivitas Penambang Emas Tanpa Ijin (PETI) di sepanjang aliran Sungai Batang Masumai Kabupaten Merangin semakin tak terkendali olei Pemerintah Setempat.
Pihak Kepolisian Polres Merangin mendata, saat ini di sepanjang aliran sungai, terdapat Ratusan lubang PETI yang masih aktif melakukan penambangan emas hingga saat ini.
“Kalau disuruh ngitung jumlah lubang PETI, kita tidak bisa menghitung. Karena jumlahnya telah ratusan ” Ujar Kapolres Kabupaten Merangin, AKBP. Munggaran, Sabtu 29 Oktober 2016.
Menurut informasi dari masyarakat, aktivitas Penambangan Emas di daerah ini telah ada sejak puluhan tahun silam. Ada beberapa masyarakat sejak dulu sudah melakukan tambang emas yang bersifat tradisional, tetapi dengan seiring waktu dan jaman teknologi semakin murah, para penambang menggunakan peralatan canggih seperti dompeng untuk melakukan pertambangan emas.
“Harus ada sentuhan-sentuhan kita dari Pemerintah Daerah ke masyarakat pelaku PETI, karena pertambangan ini bukan terjadi setahun-dua tahun, tapi sudah belasan bahkan puluhan tahun lalu. Sekarang ini jumlah lubangnya ratusan.” Jelas Munggaran.
Ditempat sama, Komandan Distrik Militer (Kodim) Wilayah Sarolangun-Bangko, Letkol. I.N. Yudhayana melanjutkan, Jalur aliran sungai Batang Merangin adalah jalur urat emas dan cara mereka melakukan penambangan dengan melubangi lubang lama untuk di lubangi kembali.
“Seperti kita ketahui, ini jalur aliran sungai ,jalurnya uratnya emas. Masyarakat sudah tahu semua,informasi dari masyarakat dari tahun 60 an sudah ada penambangan emas disini. ini lubang lama terus di gali kembali, dan biasanya mereka gali sebentar lalu di tutup lagi.” Tambah Yudhayana.
Tak sampai disitu, Dandim Sarko ini kembali menjelaskan, dahulu pekerjaan tambang emas bukanlah menjadi pekerjaan pokok masyarakat setempat tapi hanya untuk tambahan saja. Namun sekarang, penambangan emas sudah menjadi kebutuhan pokok sehari-hari.
“Ada saya tanya kepada masyarakat, nambang emas bukan pekerjaan pokok, sifatnya hanya tambahan saja. Sekarang berbeda, sudah menjadi kebutuhan pokok dan tiap hari,tiap jam, dan akhirnya mungkin kita tidak tahu rusaknya gimana di bawah sungai ini.” Tambah Yudhayana.
Dilanjutkannya, dalam dua tahun terakhir ini, tidak sedikit para penambang di daerah ini yang tewas dilubang Jarum saat melakukan aktivitas penambangan.
“Informasi dari masyarakat, korban yang tewas dilubang jarum tahun lalu ada empat orang dan sekarang bertambah menjadi sebelas orang jadi korban.” Pungkas Yudhayana
Dilokasi tambang, Inilahjambi mewawancarai Abdul (37), salah satu penambang emas setempat. Ia mengatakan, walaupun selalu ada korban jiwa di lubang jarum, tapi masyarakat sekitar tidak akan takut atau jera untuk melakukan aktivitas PETI kembali di kawasan sungai batang masumai.
“Kami tahu dampak dan akibat dari penambangan emas ini di lobang jarum, tapi harus bagaimana lagi karena inilah pekerjaan pokok kami untuk mengidupi keluarga kami.” Tegas Abdul.
Lubang emas di aliran sungai batang Masumai seperti sudah menghipnotis masyarakat setempat. Walaupun sudah tahu akibatnya, masyarakat seperti tak peduli dan akan tetap mengulangi hal yang sama. Jika kita menelisik lebih dalam alasan-alasan masyarakat untuk kembali menambang emas, alasan klise seperti menambang emas telah menjadi mata pencaharian dan mencari makan bukanlah alasan yang bisa diterima. Masyarakat bisa bercocok tanam, berkebun ataupun usaha lainnya, mengingat bumi Merangin adalah tanah yang kaya dan subur akan pertanian dan perkebunan. Alasan seperti ini hendaknya ditanyakan kembali, apakah benar untuk mencari makan? atau hanya untuk keserakahan? Perlu ada tindakan tegas dari pemerintah daerah atau bahkan pemerintah provinsi untuk kasus ini. Jika tidak, tak mustahil kedepannya bukan hanya 11 masyarakat yang akan tertimbun tapi bisa lebih dari itu.
(Zalman Irwandi)