Dana Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung 142 KM Sama Dengan Proyek Jaringan Rel Sumatera Sepanjang 1.500 KM
Inilahjambi, JAMBI – Pembangunan jaringan kereta api di Pulau Sumatera oleh pemerintah melalui Kementerian Perhubungan sepanjang 1.500 kilometer akan menelan anggaran Rp77 triliun.
Menurut Dirjen Perkeretaapian, Kemenhub, Hermanto Dwiatmoko, pekan lalu, total kebutuhan dana mencapai Rp 77,62 triliun. Pembangunan akan dibiayai oleh APBN dan pinjaman dari Jepang.
Bila dilihat nilai pembangunan jaringan rel di Sumatera, maka nilainya hampir setara dengan investasi pembangunan jaringan kereta cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142 km, dengan nilai investasi US$ 5,5 miliar atau sekitar Rp 77 triliun (asumsi US$ 1 = Rp 14.000).
“Kalau di Sumatera ditotal ada 1.520 km. Itu bangun (jaringan baru) yang missing link,” tambahnya.
Proyek ini merupakan pengembangan jaringan rel kereta di Pulau Sumatera, yang ditarget selesai paling lambat tahun 2019 mendatang.
Jaringan rel baru tersebut akan menyambungkan Lhokseumawe-Besitang sepajang 248 km, Besitang-Binjai (reaktivasi) 85 km, Rantauprapat-Duri-Dumai 249 km, Duri-Pekanbaru 90 km, Pekanbaru-Muaro 164 km, Muaro-Muaro Kalaban 26 km, Pekanbaru-Jambi 350 km, Jambi-Kertapati 218 km, dan Kertapati-Prabumulih (jalur ganda) 90 km, kata Hermanto Dwiatmoko.
“Setidaknya kita mulai bertahap. Tahun ini kita selesaikan Besitang-Binjai itu 85 km. Itu baru selesai 30 km. Baru tahun kemarin dimulai dan kalau lancar akhir tahun ini selesai. Kemarin juga tandatangan di depan Presiden untuk kontrak stasiun Dumai, mulai dari Riau,” sebutnya.
Sementara, jaringan kereta baru yang menyambungkan daerah dengan pelabuhan yakni Pelabuhan Tanjung Api-api di Sumatera Selatan, Pelabuhan Kuala Tungkal di Jambi, Kuala Enok di Riau.
“Tanjung Api-api, di Jambi ada Kuala Tungkal, kemudian Kuala Enok itu bisa nyambung. Ini angkut barang dari tengah ke pelabuhan. Kalau di barat pelabuhan hanya Padang,” sebutnya.
Bila jaringan kereta ini tuntas, Hermanto mengaku ada dampak ekonomi dan pembangunan yang akan muncul dalam jangka panjang.
(Olivia Admira)