Gara-Gara Trump, Amerika Serikat di Ambang Perang Saudara

Inilahjambi – Amerika Serikat di ambang perang saudara. Inilah peringatan yang disampaikan mantan Sekretaris di Kementerian Pertahanan Jerman, Willy Wimmer.

Wimmer, yang juga sekutu dekat Kanselir Jerman, Angela Merkel, menjelaskan, perang saudara di AS akan terjadi, mengingat para elite di Washington tengah berjuang keras untuk melengserkan Trump dari kursi Presiden AS.

Menurut Wimmer, kelompok elite ini tengah meluncurkan kampanye kotor menentang Trump hanya beberapa hari sebelum pelantikannya sebagai Presiden AS.

Selain itu, orang-orang Demokrat dan anti-Trump di Partai Republik semakin membangun jaringan untuk menolak Trump dengan mengaitkan hubungan dekat Trump dengan Rusia.

”Saat Anda menyaksikan situasi di Washington, menurut saya mereka tak ingin, mereka yang gagal dalam pemilihan umum, menerima presiden baru yang namanya Trump. Apa yang sedang terjadi sekarang di Washington sepertinya awal menuju perang saudara,” kata Wimmer, seperti dikutip dari Express.co.uk, 12 Januari 2017.

Politikus dari Partai CDU, partai penyokong Merkel, itu menyebut Senator John McCain sebagai pemimpin dari penolakan terhadap Trump terkait dengan kebijakan luar negerinya, khususnya Rusia.

Adapun menurut Wimmer, semua orang di negara-negara Eropa justru ingin menjalin hubungan baik dengan Rusia saat ini.

”Tidak ada permusuhan antara Rusia dan Eropa. Permusuhan diolah dengan cara yang sangat artifisial dan cara ini sama dengan mengolah permusuhan terhadap Trump yang seperti kita lihat saat ini,” kata Wimmer.

”Ketegangan yang terjadi antara Trump, badan intelijen, dan Rusia merupakan hari-hari yang sangat dramatis yang pernah terjadi dalam kehidupan kita,” ujarnya.

Sebelumnya, badan intelijen AS mengungkap sejumlah bukti tentang keterlibatan Rusia dalam pemilihan Presiden AS pada November tahun lalu untuk memenangkan Trump. Namun Rusia membantahnya.

Belakangan, muncul dokumen setebal 35 halaman berisi bukti-bukti yang mengklaim Trump tak layak jadi presiden. Namun hasil penelusuran media menunjukkan pembuat dokumen adalah mantan intelijen Inggris, MI16, yang bekerja atas permintaan sekelompok politikus AS.

 

 

Sumber: EXPRESS, GUARDIAN

Terima kasih telah membaca Inilahjambi.com. Cantumkan link berita ini bila Anda mengutip seluruh atau sebagian isi berita. Laporkan keluhan dan apresisasi Anda terkait konten kami ke email:[email protected]

Tinggalkan Balasan

SOROTAN