Mantan Pimred Padang Ekspres Sutan Zaili Asril Meninggal Dunia
Inilahjambi, PADANG – Sutan Zaili Asril, wartawan senior dan mantan CEO Harian Padang Ekspres, telah berpulang ke Rahmatullah, Selasa 12 Januari 2016 sekitar pukul 00.15 WIB di Rumah Sakit Umum M Djamil Padang. Sutan Zaili Asril meninggal dalam usia 60 tahun.
“Innalilahiwainnailahi rojiun. Bergetar tangan ini menulis. Telah berpulang Pak Zaili Asril, papa Acel Arafat sekitar pukul 12 malam, di HCU M Djamil Padang. Ya Tuhan. Ya Tuhan,” begitu tulis Vinna Melwanti, Pemimpin Redaksi Padang TV, di status Facebooknya, Selasa malam, dikutip Sumbarsatu.com.
Menurut keterangan keluarga, Sutan Zaili Asril sudah lama menderita sakit dan mengarah ke komplikasi. Ia dirawat sejak sepekan terakhir. Sebelumnya, sempat ditangani tim medis di RSU Yos Sudarso Padang, lalu dipindah ke RSU M Djamil.
Sutan Zaili merupakan salah seorang yang ikut merintis kehadiran surat kabar Padang Ekspres, yang merupakan grup dari JPNN. Kini media ini telah melahirkan Harian Pos Metro Padang, Padang TV, dan Rakyat Sumbar.
Sutan Zaili Asril lahir di Korong Kiambang, Kanagarian Pakanbaru, Kecamatan 2 x 11 VI Lingkung, Padang Pariaman, Sumatera Barat, tahun 1955, selain wartawan dan pengarang, ia juga sebagai pengusaha Indonesia yang berasal dari Sumatera Barat.
Ia terjun menjadi wartawan sejak tahun 1979 dan pernah berkarier sebagai jurnalis di Harian Kompas.
Sutan Zaili bukanlah wartawan biasa, dia juga punya bakat menjadi pengarang atau penulis novel dan bahkan juga seorang pengusaha yang sukses.
Pada bulan Desember 2012, dia meluncurkan 5 buah novel sekaligus, sesuatu yang belum pernah terjadi dalam sejarah sastra Indonesia. Peluncuran 5 novel yang berjudul Revolusi Kaum Guci, Jalan Terjal dan Berliku, Mimpi-mimpi Myan, Prahara di Surau Kaki Bukik, dan Penelokan itu juga dihadiri oleh tokoh-tokoh Sumatera Barat baik pejabat maupun sastrawan dan tokoh pers.
Sutan Zaili Asril juga dikenal melalui kolom semasa aktif di Harian Padang Ekspres Cucu Magek Dirih, dimana dalam setiap tulisan/kolom/celoteh/opini/buah pikiran/pendapat/ itu, Sutan Zaili selalu/banyak/ memakai tanda miring yang diartikan sebagai kata atau/pendapat lain/padanan.
Kini, almarhum disemayamkan di rumah duka di Lubuak Buayo.
(Olivia Admira)