Mantan Staf Ahli Menteri/Bappenas Ini Saran Pemprov Jambi Keruk Sungai Batanghari
Mantan Staf Ahli Menteri/Bappenas Ini Saran Pemprov Jambi Keruk Sungai Batanghari
Baca juga:
- Diminta Bayaran Rp700 Ribu, Pemuda di Merangin Emosi dan Tusuk PSK Sampai Tewas Bersimbah Darah….
- Akhirnya Vanessa Angel Jadi Tersangka Kasus PSK Online
- Praktik Jual PSK di Facebook Perjam Rp1 Juta, Hasilnya Dibagi Dua…
Inilah Jambi — Hingga kini polemik persoalan angkutan batu bara di Jambi belum usai, sejumlah pihak mendesak Pemerintah Provinsi Jambi untuk segera mencari jalan alternatif.
Karena, angkutan batu bara melewati jalur darat selalu menuai berbagai persoalan komplik sosial ditengah masyarakat dengan kondisi beban jalan yang begitu padat.
Untuk itu mantan staf ahli menteri/bappenas sekaligus anggota DPR-RI dari komisi keuangan tiga priode dari Jambi Drs H Usman Ermulan MM menyarankan pemerintah daerah Jambi segera memanfaatkan jalur Sungai Batanghari sebagai jalur alternatif untuk angkutan batu bara.
Jalur angkutan sungai lebih tepat untuk meningkatkan volume ekspor batu bara, pasalnya hingga saat ini volume exsport batu bara dari Jambi tidak lebih dari 1 juta hinga 1.5 juta ton perbulan.
Untuk mencapai 10 juta ton perbulan hanya dijawab melalui angkutan jalur sungai.
Meski ada kendala diakuinya, pihak provinsi harus cepat bergerak menyikapinya, seperti sport-sport tertu yang dangkal, mungkin segera mengajukan kepemerintah pusat untuk dibantu pengerukan.
Selain itu dikatakannya, dengan meningkatnya jumlah exspor batu bara maka akan terjadi peningkatan ekonomi masyarakat, apa lagi saat ini daya beli masyarakat tidak begitu bergairah.
Jadi salah satu solusinya menurut Usman pemerintah mau tidak mau bagaimana upaya untuk meningkatkan nilai exspor batu bara di Jambi.
Dengan meningkatnya nilai ekspor tersebut, imbuhnya, secara tidak langsung rupiah akan lebih banyak beredar di daerah, sehingga pasar dan ekonomi rakyat di daerah lebih menggeliat.
Apa lagi saat ini, tambahnya, nilai jual batubara cukup menjanjikan akibat pengutan dolar Amerika Serikat (USD) terhadap rupiah yang menyentuh hingga Rp15.000 perdolar.