Nabi Muhammad SAW di Mata Albert Einstein

Inilah Jambi
Nabi Muhammad SAW di Mata Albert Einstein
Inilah Jambi– Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir dan manusia yang menjadi pilihan Allah SWT untuk memperbaiki akhlak umat manusia di muka bumi ini. Karena pengaruhnya yang besar atas manusia di muka bumi ini, tak hanya umat Islam saja yang menghormati anak dari Abdullah tersebut, termasuk juga umat-umat lainnya sangat menghormati Beliau.
Ilmuan terbesar abad 20, Albert Einstein pun mengakui kehebatan Rasulullah. Menurut penemu teori relativitas tersebut, Rasulullah memiliki pengaruh besar mencegah maksud jahat Yahudi kepada Islam.
“Saya yakin bahwa dengan pemikiran dan mentalitas yang tercerahkan, Muhammad (SAW) mampu menjauhkan orang-orang Yahudi yang bermaksud menjatuhkan Islam, yang sehingga saat ini masih merupakan kekuatan besar yang memusuhi Islam,” kata Einstein seperti dikutip dalam buku ‘The Great Story of Muhammad’.
Bahkan penulis keturunan Yahudi bernama Michael Hart menempatkan Rasulullah peringkat pertama dalam bukunya ‘The 100 A Rangking Of The Most Influential Persons In History’. Buku tersebut tentang 100 tokoh yang berpengaruh kuat dalam sejarah kehidupan manusia.
Baca juga:
- Ini Sosok Siti Aisyah, yang Mengakui Dirinya Nabi…..
- Kisah Nabi Pergi dari Rumah saat Para Istri Merengek karena Miskin
- Cerita Sulitnya Nabi Muhammad ‘Move On’ dari Khadijah
- Kisah Nabi Hud dan Orang-orang Kaya Sombong Penerima Azab Allah SWT
Sementara itu, Pangeran Lev Nikolayevich Tolstoy atau biasa disebut sebagai Leo Tolstoy adalah seorang sastrawan Rusia, pembaharu sosial, pasifis, anarkis Kristen, vegetarian, pemikiran moral mengaku sebagai salah satu pengagum Nabi Muhammad SAW yang dipilih Allah Yang Maha Esa untuk menerima wahyu terakhir melalui tangan, hati dan akal pikiran Sang Nabi.
“Cukup yang menjadi alasannya bahwa Muhammad (SAW) telah memberi petunjuk umatnya kepada cahaya kebenaran, menjadi umat manusia yang memihak kepada perdamaian dan ketentraman hidup dan membuka jalan bagi mereka menuju dunia berperadaban dan kemajuan,” kata Tolstoy dalam buku yang sama.