Ranger WCA Temukan Gajah Betina Mati di Konsesi PT LAJ, Kabupaten Tebo

Inilahjambi – Tim Ranger Wildlife Conservation Area (WCA) PT Lestari Astri Jaya (LAJ) pada Rabu, 8 Mei 2019, menemukan seekor gajah (Elephas maximus sumatranus) dalam kondisi mati di area WCA.

Baca juga: Telanjang di Rumah Janda, Kades di Merangin Mundur dan Bayar Denda Rp30 Juta

Lokasi tersebut juga merupakan bagian dari area konsesi LAJ di Desa Semambu, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.

Direktur LAJ Meizani Irmadhiany, mengatakan, sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan, LAJ mendukung penyelidikan lebih lanjut oleh pihak berwenang.

“Kami mendukung upaya investigasi yang menyeluruh dan transparan terhadap kematian gajah di wilayah WCA. Sinergi multipihak antara pemerintah, swasta, masyarakat, dan LSM merupakan kunci dalam menanggulangi kasus kematian gajah dan satwa yang dilindungi lainnya serta memitigasi risiko terjadinya konflik gajah dan manusia yang menjadi salah satu penyebab utama kematian gajah selain praktik perburuan,” kata Meizani Irmadhiany melalui siaran pers yang diterima Inilahjambi 9 Mei 2019.

Hasil observasi dan identifikasi awal Tim Ranger WCA menunjukan bahwa gajah Sumatra tersebut berjenis kelamin betina.

Temuan gajah mati ini telah dilaporkan oleh Manajer WCA kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi untuk investigasi dan penanganan lebih lanjut.

Lokasi WCA terletak berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) dan diapit oleh dua blok konsesi restorasi ekosistem PT Alam Bukit Tigapuluh (ABT).

Lihat juga: Barracuda hingga Water Cannon Disiagakan di Bawaslu Jelang Demo Kivlan Zen

WCA merupakan proyek jangka panjang LAJ bekerja sama dengan WWF-Indonesia yang secara efektif mulai dikembangkan sejak 2018.

LAJ mengalokasikan sebagian area konsesi tanaman hutan industrinya sebagai wilayah jelajah bagi Gajah Sumatera yang saat ini populasinya diperkirakan hanya tersisa 120-150 individu di lanskap Bukit Tigapuluh.

WCA merupakan salah satu komitmen LAJ dalam upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem.

Tim Ranger WCA setiap hari rutin melakukan patroli serta melakukan sosialisasi kepada warga perambah untuk mencegah terjadinya konflik antara manusia dan gajah.

“Mengupayakan perlindungan habitat penting satwaliar terancam punah seperti Gajah Sumatera merupakan salah satu komitmen utama LAJ. WCA menjadi solusi penting dalam upaya mengembalikan habitat Gajah Sumatera yang saat ini menghadapi tantangan dan ancaman deforestasi dan kegiatan ilegal lainnya,” kata Meizani.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi Rahmad Saleh mengatakan pihaknya sudah mengirimkan tim investigasi beserta dokter hewan untuk melakukan pemeriksaan nekropsi terhadap gajah tersebut.
“Semakin berkurangnya wilayah habitat gajah adalah satu tantangan utama upaya konservasi gajah di Indonesia,” kata Rahmad Saleh.

BKSDA Jambi sedang menginisiasi program Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) sebagai koridor Gajah Sumatera di kawasan lanskap Bukit Tigapuluh, dan program WCA merupakan bagian dari koridor gajah/KEE yang diusulkan oleh BKSDA Provinsi Jambi.

“Kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah, LSM, swasta, dan masyarakat sangatlah penting agar KEE, termasuk WCA, menjadi solusi penting dalam upaya untuk penyelamatan Gajah Sumatera di Indonesia dan memberikan manfaat kepada masyarakat,” pungkas Rahmad.

 

 

Terima kasih telah membaca Inilahjambi.com. Cantumkan link berita ini bila Anda mengutip seluruh atau sebagian isi berita. Laporkan keluhan dan apresisasi Anda terkait konten kami ke email:inilahjambi@gmail.com
SOROTAN