Wangi Duit Bisnis Gaharu

Keistimewaan aroma “kayu para dewa” inilah yang memicu terjadinya perdagangan gaharu sejak ribuan tahun silam. Menurut Rozi Mohamed dalam Agarwood: Science Behind the Fragrance (2016) perdagangan gaharu masyarakat Nusantara telah melakukan perdagangan gaharu alami dengan Cina sejak zaman Jalan Sutera.

Hingga kini resin wangi ini terus memiliki nilai komoditas ekonomi tinggi. Namun jumlah produktifitas gaharu lambat laun terbatas sementara permintaan semakin tinggi. Hal ini membuat harga gaharu makin melangit. Menurut laporan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2015 harga satu kilogram gaharu dapat mencapai Rp650 ribu hingga Rp400 juta, tergantung dari kualitas gaharu.

Selasa pekan ini, Kementerian Perdagangan Indonesia merilis kabar perusahaan asal Indonesia PT Idaman Polanusa memasok 100 ton gaharu ke Arab Saudi. “Total nilai kontrak ekspor gaharu tersebut mencapai lebih dari SAR 30 juta atau Rp100 miliar. Hal ini menunjukkan besarnya potensi ekspor gaharu ke Arab Saudi,” ujar Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah, Gunawan seperti dirilis Kemendag.

Menurut rilis itu, hingga Juni lalu, gaharu telah diekspor lebih dari 10 ton dengan nilai lebih dari SAR 8 juta atau lebih dari Rp28 miliar.

Arab Saudi memang menjadi tujuan utama ekspor gaharu asal Indonesia. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebut pada 2014 nilai ekspor gaharu Indonesia ke Arab Saudi mencapai 3,1 juta dolar AS atau setara Rp40 miliar. Nilai ekspor ini meningkat dibandingkan pada 2009 silam dengan capaian 1,7 juta dolar AS.

Selain ke Arab Saudi, Indonesia juga mengekspor gaharu ke Singapura. Nilai ekspornya mencapai 3 juta dolar AS pada 2014. Menyusul berikutnya ke Taiwan dengan nilai ekspor tembus 1,8 juta dolar AS. Pertumbuhan ekspor gaharu Indonesia ke luar negeri juga menunjukkan peningkatan. Pada periode 2007-2014, menurut Kementerian KLH, ekspor hasil hutan bukan kayu (HHBK) Indonesia tumbuh sebesar 21,54 persen.

Laporan Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) menyebutkan Indonesia termasuk pemasok terbesar kebutuhan gaharu dunia dengan volume sekitar 923 ton pada periode 1995-1997. Sedangkan data terakhir dari Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan menyebutkan volume ekspor gaharu Indonesia pada 2012 mencapai sekitar 4.000 ton.

Lagi: Persoalan Gaharu di Indonesia

Terima kasih telah membaca Inilahjambi.com. Cantumkan link berita ini bila Anda mengutip seluruh atau sebagian isi berita. Laporkan keluhan dan apresisasi Anda terkait konten kami ke email:inilahjambi@gmail.com

Tinggalkan Balasan

SOROTAN