Bathin VI Mandiangin

Musri Nauli*

Disebut Batin VI Mandiangin terdiri dari 6 Dusun Asal. Dusun Muara Ketalo, Dusun Kertopati, Dusun Mandiangin, Dusun Rangkiling, Dusun Gurun Tuo Dan Dusun Gurun Mudo. Batin VI Mandiangin berpusat di Mandiangin. Setiap Dusun dipimpin oleh Seorang pemangku Dusun yang disebut Depati. Di bawah Depati adalah Punggawa.

Kata Mandiangan juga terdapat di Musi Rawas. Kabupaten yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Sarolangun.

Sehingga Sejarah kedatangan berasal dari Beringin Teluk dari Mandiangin di Musi Rawas. Mereka kemudian menyebar ke Muara Ketalo, ke Dusun Kertopati, menetap di Mandiangin,

Sedangkan Dusun Rangkiling mengaku keturunan dari Serampas. Salah satu marga yang termasuk kedalam Luak XVI (Marga Serampas, Marga Sungai Tenang, Marga Peratin Tuo, Marga Tiang Pembarap, Marga Renah Pelaan dan Marga Senggrahan). Terletak di dataran tinggi Bangko.

Sehingga Disebut Dusun Muara Ketalo adalah Dusun yang terletak di Muara Ketalo. Sedangkan Kertoparti adalah keturunan yang diperkiran dari Kertopati. Nama Kertoparti adalah nama tempat di Palembang.

Pengakuan yang berasal dari Beringin Teluk, Mandiangin, Musi Rawas dapat ditemui dalam berbagai dialek yang berbeda dengan masyarakat Jambi pada umumnya. Sehingga jejaknya masih diketahui berasal dari Sumsel, {Ketua Lembaga Adat Kecamatan Mandiangin, Mandiangin, 30 Oktober 2017}.

Cerita berasal dari Rawas juga terjadi di Dusun Batu Ampar. Cerita berasal dari Rawas menimbulkan berbagai versi.

Barbara Watson Andaya menyebutkan “ikrar” masyarakat yang kemudian memilih untuk “berajo” kepada Sultan Palembang dan kemudian bagian dari daerah uluan Musi adalah ketegangan antara Kerajaan Jambi dengan kerajaan Palembang.

Daerah hulu Tembesi, Merangin dan Hulu Batanghari terlalu jauh dari Ibukota. Namun aliran ke Sungai Musi. Bahkan Merangin terkenal sebagai penghasil merica.

Berbeda dengan Sungai Batanghari yang kemudian mengalir ke hilir Jambi sehingga menjadi kontrol Raja Jambi.

Baca juga:

Namun cerita berasal Rawa kurang dikenal di Batu Ampar. Desa Batu ampar merupakan kampong tertua sejak 1889, sebelum berada di Muaro Merangin dengan sebutan dusun Balai Melintang di pimpin oleh depati Gelar singo delago.

Mengenai Dusun Guruh Tuo dan Dusun Guruh Mudo mempunyai banyak versi. Menurut  Survey Sebaran Suku Anak Dalam, AMAN Wilayah Jambi, 2012, Dusun Sepintun, Dusun Lamban Sigatal, Dusun Lubuk Napal, Dusun Seko Besar, Dusun Guruh Baru dan Dusun Taman Bandung termasuk kedalam Marga Telisak Sekamis Batin Sembilan. Tahun 1926 kemudian bergabung ke Marga Simpang Tiga Pauh.

Namun menurut Ketua Lembaga Adat Kecamatan Pauh, Dusun-dusun yang termasuk kedalam Marga Simpang III Pauh adalah Dusun Pauh, Batu Ampar, Karang Mendapo, Pangindaran, Batu Kucing, Kasang Melintang, Pangkal Bulian, Samaran, Lubuk Napal, Sepintun, Lamban Sigatal.

Dengan demikian maka Dusun-dusun yang semula termasuk kedalam Marga Telisak Kamis Batin Sembilan seperti Lamban Sigatal, Dusun Lubuk Napal, Dusun Sepintun kemudian masuk tergabung kedalam Marga Simpang III Pauh. Sedangkan Dusun Taman Bandung, Dusun Guruh Tuo dan Dusun Guruh Mudo termasuk kedalam Batin VI Mandiangin.

Batin VI Mandiangin berbatasan dengan Marga Simpang III Pauh, Batin 24 di Durian Luncuk, Batin 5 berpusat di Matagual.

Wilayah Batin VI Mandiangin berbatasan dengan Marga Air Hitam. Yang ditandai dengan Tembo “Kebun nenas, Pematang kancil, Air Bekuak yang terletak di Dusun kasang Melintang. Terus ke Batu nangoi.

Dengan Marga Simpang III Pauh ditandai dengan daerah “Semapit besar” di Sungai Itam. Dan langsung berbatasan dengan Propinsi Sumatera Selatan yang ditandai dengan Sungai Kapas dan Batang Merekeh.

Dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat, batas Jambi – Sumsel biasa disebut didalam Tembo “Sialang belantak besi”.

Dusun-dusun Batin VI Mandiangin kemudian berkembang menjadi Dusun Guruh Baru, Dusun Buntang Baru, Dusun Petiduran Baru, Dusun Jati Baru, Dusun Meranti Baru, Dusun Meranti Jaya. Dan kemudian berkembang menjadi Kecamatan Mandiangin yang terdiri dari Desa Bukit Peranginan, Desa Butang Baru, Desa Guruh Baru, Desa Guruh Mudo, Desa Gurun Tuo, Desa Gurun Tuo Simpang. Desa Jati Baru, Desa Jati Baru Mudo, Desa Jernang Baru, Desa Kertopati, Desa Kute Jaye, Desa Mandiangin, Desa Mandiangin Pasar, Desa Meranti Baru, Desa Meranti Jaya, Desa Muara Ketalo, Desa Pemusiran, Desa Petiduran Baru, Desa Rangkiling, Desa Rangkiling Simpang, Desa Simpang Gurun Tuo, Desa Simpang Kertipati, Desa Suka Maju, Desa Sungai Butang, Desa Sungai Rotan, Desa Talang Serdang dan Desa Taman Dewa.

(*)

 

* Advokat dan aktivis lingkungan Jambi

 

Lihat lagi:

Terima kasih telah membaca Inilahjambi.com. Cantumkan link berita ini bila Anda mengutip seluruh atau sebagian isi berita. Laporkan keluhan dan apresisasi Anda terkait konten kami ke email:[email protected]
SOROTAN