Tamjid Wijaya, Maestro Penjaga Tradisi Lagu-Lagu Daerah Jambi

Inilahjambi –
Dari sialang belantak besi,
hinggo durian betakuk rajo
Gunung Kerinci alam nan sakti,
hinggo debur laut Pulau Berhalo
Negeri Jambi tanah pusako
Di maso jayo Melayu Tuo
Sungai Batanghari nadinyo Jambi
Mengilir barat hinggo ke timur
Aeknyo tenang dereh ke tepi
Itulah penggalan lirik lagu “Negeri Jambi”, yang ditulis Tamjid Wijaya pada tahun 1998, atau mungkin jauh sebelum itu.
Tamjid Wijaya wafat pada Juli 2010 di Jambi. Selama hidupnya, dia meninggalkan begitu banyak karya bagi dunia musik, khususnya di Jambi.
Memang, lirik-lirik Tamjid terkesan sederhana. Bahkan secara umum gaya dan bentuk pengucapannya banyak mengadopsi lirik-lirik seloko atau pantun tradisional lainnya. Namun kesederhanaan kata-kata itulah yang justru mencirikan karakternya sebagai seniman musik ternama dari daerah ini. Kesederhanaan yang merupakan ciri tak terpisahkan dari kebudayaan Melayu Jambi.
Dialah penjaga tradisi yang berusaha mendudukkan langgam, cengkok dan alunan lagu-lagu daerah Jambi ke posisinya semula. Lirik, nada, langgam dan cengkok yang sederhana, yang oleh seniman kontemporer sudah mulai ditinggalkan, namun kesederhanaan itulah yang justru terus dijaga dan dirawat baik-baik oleh Tamjid Wijaya.
Kerja budaya Tamjid, pada akhirnya menginspirasi para musisi Jambi untuk menciptakan dan mengembangkan lagu-lagu daerah Jambi populer berdasar komposisi dasar lagu-lagu daerah itu. Seperti yang juga dilakukan oleh anak-anaknya; Andy Gomes dan Zul.
Perpaduan antara lirik dan nada yang diaransemen Tamjid itu menghasilkan harmoni, yang tidak saja membuat orang merasa terhibur, masuk ke dalam nuansa Melayu Jambi yang khas, tapi juga telah mengantarkan Tamjid Wijaya sebagai komposer handal yang tidak terbantahkan hingga saat ini di Jambi.
Jalan panjang Tamjid