BNPB: Politik Lokal Sebabkan Bencana Lingkungan di Daerah

Inilahjambi, JAKARTA – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, politik lokal di daerah meningkatkan potensi bencana, baik di hulu maupun di hilir daerah tersebut.

Dalam keterangan tertulisnya, Minggu 14 Februari 2016, Sutopo menjelaskan, merebaknya ijin usaha pertambangan di bagian hulu daerah aliran sungai, minimnya pendanaan untuk pengurangan risiko bencana, terbatasnya staf professional yang ditempatkan pada jabatan-jabatan strategis dan lainnya, membuat potensi korban bencana meningkat.

Dari 1 Januari 2016 hingga 12 Februari 2016, telah terjadi bencana banjir, longsor dan puting beliung di 290 kabupaten/kota di Indonesia.

Dampak yang ditimbulkan adalah 45 orang tewas, 48 orang luka-luka, hampir satu jiwa mengungsi, dan ribuan rumah rusak.

“Ini adalah data sementara yang pasti akan meningkat karena pendataan saat darurat bencana seringkali belum dapat dilakukan dengan baik,” papar Sutopo.

Data BNPB mencatat selama 1 Januari hingga 12 Februari 2016 ini telah terjadi 122 kejadian banjir yang melanda di 23 provinsi.

Bencana ini mengakibatkan 14 orang tewas, lebih dari 946 ribu jiwa mengungsi, 1.767 rumah rusak, puluhan ribu rumah terendam banjir dam 281 bangunan fasum rusak.

Sementara tanah longsor, terjadi 65 kali di 12 provinsi yang menyebabkan 29 orang tewas, 11 orang luka, 1.319 orang mengungsi dan 387 rumah rusak. Puting beliung juga terjadi 103 kali di 17 provinsi yang menyebabkan 2 orang tewas, 34 orang luka, 779 jiwa mengungsi dan 1.660 rumah rusak.

Untuk antisipasi banjir, longsor dan putting beliung pemerintah dan pemda sudah melakukan langkah-langkah antisipasi sejak November 2015. Banjir dan longsor adalah jenis bencana yang tergolong slow on set. Tidak terjadi tiba-tiba seperti gempabumi. Harusnya biasa diantisipasi.

Baca: 

BNPB telah mendistribusikan dana siap pakai Rp 150 milyar yang diberikan kepada BPBD yang memiliki daerah rawan banjir dan longsor. Perkuatan logistik dan peralatan seperti kendaraan, tenda, makanan siap saji, obat-obatan, alat SAR, radio komunikasi, pembangunan pusat pengendali operasi, peralatan dapur umum dan lainnya dilakukan untuk memperkuat buffer stock di BPBD. Pelatihan dan peningkatan kapasitas juga dilakukan kepada personil-personil BPBD.

“Pada saat terjadi bencana, maka semua bantuan tadi dikerahkan untuk penanganan darurat. BNPB juga hadir memberikan pendampingan atau memperkuat kepada BPBD, baik perkuatan pendanaan, manajerial, logistik, peralatan dan administrasi,” kata Sutopo.

 

 

(Olivia Admira)

Terima kasih telah membaca Inilahjambi.com. Cantumkan link berita ini bila Anda mengutip seluruh atau sebagian isi berita. Laporkan keluhan dan apresisasi Anda terkait konten kami ke email:inilahjambi@gmail.com
SOROTAN