Diragukan Khasiatnya, Ini Jawaban Kementan Soal Kalung Antivirus Corona
Diragukan Khasiatnya, Ini Jawaban Kementan Soal Kalung Antivirus Corona
Inilah Jambi – Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan inovasi kalung antivirus corona berbasis eucalyptus. Kalung itu diklaim bisa membunuh virus corona.
Baca Juga:
- Kementan Produksi Massal Kalung Antivirus Corona Bulan Depan
- Program Kartu Prakerja Resmi Dihentikan
Dilansir dari Kumparan.com media partner Inilah Jambi, Kepala Badan Litbang Pertanian Kementan, Fadjry Djufry memastikan, kalung antivirus itu telah melalui uji molecular docking dan uji in vitro di Laboratorium Balitbangtan.
Dia menjelaskan, laboratorium tempat penelitian eucalyptus telah mengantongi sertifikat level keselamatan biologi atau biosafety level 3 (BSL 3) milik Balai Besar Penelitian Veteriner.
Virologi Kementan pun sudah melakukan penelitan sejak 10 tahun lalu dan tak asing dalam menguji golongan virus corona seperti influenza, beta corona dan gamma corona.
Baca Juga:
- Plin Plan PDIP dalam Pilgub Jambi 2020
- Mencuat Lagi Kasus Korupsi Pipanisasi, AMPUH Desak Kejati Usut Safrial dan Fasha
“Setelah kita uji ternyata Eucalyptus sp yang kita uji bisa membunuh 80-100 persen virus, mulai dari avian influenza hingga virus corona. Setelah hasilnya kita lihat bagus, kita lanjutkan ke penggunaan nanoteknologi agar kualitas hasil produknya lebih bagus,” bebernya melalui keterangan tertulis, Sabtu (4/7).
Dalam berbagai studi, menurut dia, obat ini hanya cukup 5-15 menit diinhalasi akan efektif bekerja sampai ke alveolus. Artinya dengan konsentrasi 1 persen saja sudah cukup membunuh virus 80-100 persen.
Dia menjelaskan, bahan aktif utamanya terdapat pada cineol-1,8 yang memiliki manfaat sebagai antimikroba dan antivirus melalui mekanisme M pro. M pro adalah main protease (3CLPro) dari virus corona yang menjadi target potensial dalam penghambatan replikasi virus corona.
Penelitian menunjukkan eucalyptol ini berpotensi mengikat protein Mpro sehingga menghambat replikasi virus. Manfaat tersebut dapat terjadi karena 1,8 cineol dari eucalyptus disebut eucalyptol dapat berinteraksi dengan transient receptor potential ion chanel yang terletak di saluran pernapasan.
Terkait dengan banyaknya keraguan terhadap antivirus ini, Fadjry mengatakan hingga saat ini, banyak negara yang berlomba-lomba menemukan antivirus corona, begitu pula di Indonesia, pemerintah terus mencoba mencari cara dan menemukan obat untuk mencegah serta menangani virus corona yang masih mewabah di Indonesia.
“Ini bukan obat oral, ini bukan vaksin, tapi kita sudah lakukan uji efektivitas. Secara laboratorium secara ilmiah, kami bisa buktikan, paling tidak ini bagian dari upaya kita, minyak eucalyptus ini juga sudah turun menurun digunakan orang dan sampai sekarang tidak ada masalah, sudah puluhan tahun lalu orang mengenal eucalyptus atau minyak kayu putih, meskipun berbeda sebenarnya. Tetapi masih satu famili hanya beda genus di taksonomi,” tegasnya.
Baca Juga:
- Waduh, Rumah Makan Palanta Sutan Tak Bayar Pajak?
- Kontroversi Pelantikan; Camat dan PJ Kades Kungkai Abai Protokol Kesehatan?
- Pelantikan PJ Kades Kungkai Diprotes, Warga ‘Curiga’ Ada Permainan Camat
Menurut Fadjry, eucalyptus selama ini sudah dikenal mampu bekerja melegakan saluran pernapasan, menghilangkan lendir, mengusir serangga, disinfektan luka, penghilang nyeri, mengurangi mual, dan mencegah penyakit mulut.
(*)